Selasa 10 Dec 2024 09:22 WIB

Ketum Kadin: IEU-CEPA Buka Akses Pasar Uni Eropa 17 Triliun Dolar AS

Perjanjian dagang IEU-CEPA sudah berlangsung selama hampir sembilan tahun.

Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie
Foto: Dok. Web
Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie berharap perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) segera selesai, sehingga meningkatkan akses produk RI ke kawasan, yang memiliki pasar senilai 17 triliun dolar AS atau Rp 269.416 triliun, setara 12 kali PDB Indonesia. 

"Proses perjanjian dagang tersebut sudah berlangsung selama hampir sembilan tahun. Indonesia ini bagus kalau bisa membuat IEU-CEPA, karena akan membuka akses kepada kawasan yang (memiliki pasar) 17 triliun dolar AS," kata Anindya saat menjadi pembicara dalam Indonesia-Europe Investment Summit 2024, yang diselenggarakan European Business Chamber of Commerce (EuroCham) di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Jakarta, Senin (9/12/2024). 

Baca Juga

Apalagi, lanjutnya, perdagangan global kini menghadapi ancaman tarif impor tinggi yang akan diberlakukan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump. Itulah sebabnya, Indonesia harus cepat menyelesaikan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif dengan pasar lain yang besar, seperti Uni Eropa (UE). 

Anindya dalam keterangan dikutip di Jakarta, Selasa, mengatakan perjanjian IEU-CEPA juga memberi manfaat bagi UE, mengingat Indonesia penopang 40 persen pasar di Asia Tenggara atau ASEAN. Ia berharap, isu-isu yang ada dapat disiasati agar perdagangan dengan UE dapat berjalan baik. 

“Jadi, ini hal strategis buat dua-duanya (Indonesia dan UE). Ini menjadi angin segar,” ujar dia. 

Anindya mengatakan, dengan berlakunya IEU-CEPA, transaksi ekspor dan impor Indonesia-Eropa dapat meningkat dua hingga enam kali lipat. Selain itu, perjanjian tersebut juga membuka peluang bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di tanah air untuk masuk rantai pasok dunia. 

"Teman-teman dari Kadin, yang juga banyak dari UMKM, bisa jadi bagian dari rantai pasok dunia. Ini tentu bukan saja bagus buat pemain besar seperti perusahaan palm oil (minyak kelapa sawit), yang kadang suka ada isu sustainability (keberlanjutan), tapi teman-teman ini bisa masuk ke berbagai macam industri,” ucapnya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement