REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) pertama di Indonesia AQUA berkomitmen melestarikan lingkungan dari hulu ke hilir. Salah satu yang dilakukan adalah melalui pelestarian mangrove yang memiliki banyak manfaat bagi lingkungan.
AQUA bekerja sama dengan sejumlah organisasi Islam, yaitu Mathla’ul Anwar Sumatera Utara, Global Islamic Development (GID) dan Pusat Inkubasi Bisnis Syariah (PINBAS) Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk meletsrikan kawasan mangrove di Sumatra Utara.
"Kesehatan, Lingkungan dan Masyarakat merupakan tiga pilar utama fokus inisiatif keberlanjutan dari Danone Indonesia. Pada pilar Lingkungan, tergambar jelas beberapa fokus strategi keberlanjutan Danone Indonesia dan AQUA dalam menjaga alam, diantaranya lewat pertanian regeneratif, konservasi di Daerah Aliran Sungai, serta menekan emisi karbon salah satunya dengan mengembangkan ekosistem mangrove," ujar Corporate Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin, dalam keynote speech dalam seminar 'Rehabilitasi Mangrove untuk Kemandirian Umat' di Medan, Sumatra Utara, Rabu (11/12/2024).
Tanaman mangrove memiliki peran yang penting bagi lingkungan, terutama bagi ekosistem pesisir. Mangrove melindungi pantai, menyerap karbon tiga sampai lima kali lebih banyak dibandingkan pohon biasa, mengurangi risiko bencana, menjadi habitat bagi berbagai spesies.
Selain itu, mangrove juga meningkatkan mata pencaharian lokal sehingga memiliki manfaat sosial dan ekonomi secara berkelanjutan. Untuk itu kolaborasi multipihak sangat dibutuhkan dalam konservasi mangrove.
Sumatra utara saat ini memiliki lahan mangrove yang dalam keadaan rusak berat. Hal ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah dan masyarakat dan meninggalkan persoalan besar yang berdampak pada isu Perubahan Iklim (climate change).
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) baru-baru ini bahkan menyebutkan bahwa terdapat 15 ribu hektare lahan mangrove di Sumut dalam kategori rusak berat.
Mangrove memiliki peranan penting dalam ekosistem pesisir, berfungsi sebagai perlindungan pantai, habitat bagi berbagai spesies, dan penyerap karbon yang efektif dan keberadaan ekosistem mangrove ini sangat penting untuk makanan, mata pencaharian, keanekaragaman hayati, dan iklim.
Oleh karena itu, penanganan dan pelestarian mangrove di Sumatera Utara ini menjadi krusial mengingat deforestasi, perubahan iklim, dan aktivitas industri yang dapat mengancam keberadaan ekosistem ini.