REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Pemerintah Yunani mengungkapkan tahun ini negaranya dilanda sekitar 9.500 kebakaran hutan, termasuk satu kebakaran di pinggir Ibu Kota Athena. Kebakaran-kebakaran itu menghanguskan sekitar 44.500 hektare lahan.
Kebakaran hutan rutin terjadi di negara sebelah timur Mediterania itu. Tapi cuaca yang lebih panas, kering dan berangin yang ilmuwan kaitkan dengan dampak perubahan iklim dipicu aktivitas manusia meningkatkan frekuensi dan intensitasnya.
Menteri Perlindungan Sipil Yunani Vassilis Kikilias mengatakan angka kebakaran hutan tahun ini naik 75 persen dibanding rata-rata kebakaran hutan tahunan 20 tahun sebelumnya. Tapi luas lahan yang terbakar turun 14 persen karena cepatnya respon pihak berwenang.
Sepertiga kebakaran hutan terjadi sebelum atau setelah berakhirnya musim kebakaran yang biasanya terjadi dari bulan Mei sampai Oktober. "Ini sesuatu yang juga akan kami hadapi di tahun-tahun mendatang," katanya dalam kegiatan yang fokus pada evaluasi kebakaran hutan musiman, Rabu (11/12/2024).
Yunani salah satu negara garda depan dalam penanggulangan perubahan iklim. Negara itu kesulitan memberikan bantuan dan pemulihan kerusakan yang disebabkan banjir dan kebakaran hutan beberapa tahun terakhir. Para ilmuwan yakin bencana-bencana tersebut berkaitan dengan pemanasan global yang disebabkan pembakaran bahan bakar fosil.
Kebakaran hutan selama 11 hari di timur laut Yunani pada tahun 2023 lalu menghanguskan lahan yang luasnya lebih besar dari Kota New York. Dengan lebih dari 174.000 hektar musnah dalam ribuan kebakaran di seluruh negeri.
Berdasarkan data yang rilis pusat penelitian Observatorium Nasional Athena, bulan Agustus lalu, sejak 2017 kebakaran telah menghancurkan 37 persen hutan dan padang rumput di wilayah Attika yang mengelilingi Athena. Lebih dari 60 persen hutan berdaun lebar dan 41 persen hutan konifer telah terbakar dan belum sepenuhnya tumbuh kembali.
Para ahli mengatakan hilangnya hutan meningkatkan risiko banjir mendadak dari hujan di tanah yang tidak lagi dilindungi kanopi pohon dan sistem akar. Serta suhu udara yang lebih tinggi akibat pemanasan tanah yang tidak ternaungi, penggurunan, dan kualitas udara yang lebih buruk.