Rabu 11 Dec 2024 21:57 WIB

ALFI Jakarta Desak Pemerintah Tinjau Ulang Tarif Tol Cibitung-Cilincing, Ini Alasannya

Tarif Tol Cibitung-Cilincing dinilai terlalu mahal

Foto udara sejumlah kendaraan melintas  di Tol Cibitung-Cilincing seksi 4 di Jakarta Utara, Rabu (16/8/2023). PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (PT CTP) akan memberlakukan tarif di Jalan Tol Cibitung-Cilincing seksi 4 yang memiliki panjang 7,285 km sesuai Keputusan Menteri PUPR, SK Nomor : 800/KPTS/M/202 dan untuk saat ini Jalan Tol Cibitung-Cilincing dari seksi 1 sampai dengan 4 telah beroperasi penuh, dan khusus dalam rangka HUT ke-78 Kemerdekaan RI  diberikan diskon 15 persen hingga 52 persen dari tanggal 19 Agustus -19 September 2023.
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Foto udara sejumlah kendaraan melintas di Tol Cibitung-Cilincing seksi 4 di Jakarta Utara, Rabu (16/8/2023). PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (PT CTP) akan memberlakukan tarif di Jalan Tol Cibitung-Cilincing seksi 4 yang memiliki panjang 7,285 km sesuai Keputusan Menteri PUPR, SK Nomor : 800/KPTS/M/202 dan untuk saat ini Jalan Tol Cibitung-Cilincing dari seksi 1 sampai dengan 4 telah beroperasi penuh, dan khusus dalam rangka HUT ke-78 Kemerdekaan RI diberikan diskon 15 persen hingga 52 persen dari tanggal 19 Agustus -19 September 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (DPW ALFI) Jakarta meminta pemerintah meninjau ulang pemberlakuan tarif tol Cibitung-Cilincing yang dianggap terlalu mahal.

Ketua DPW ALFI Jakarta, Adil Karim, menyatakan bahwa tarif yang tinggi menghambat tujuan utama pembangunan tol sepanjang 34 kilometer tersebut, yaitu memperlancar distribusi logistik antara kawasan industri di Cibitung dan Pelabuhan Tanjung Priok.

Baca Juga

“Tarif yang tinggi mendorong para pelaku logistik memilih jalur tol Cikampek-Priok yang lebih murah. Ini menjadi bertolak belakang dengan tujuan awal pembangunan tol Cibitung-Cilincing,” katanya, di Jakarta, Rabu (11/12/2024).

Menurut Adil, dengan tidak beralihnya kendaraan logistik ke ruas tol Cibitung-Cilincing, kemacetan di Tol Cikampek juga tidak terurai, sehingga fungsi tol baru ini tidak maksimal.

Dia meminta pemerintah mengingat kembali prinsip utama keberadaan tol, yakni mempermudah akses logistik dari pelabuhan ke kawasan industri atau sebaliknya.

“Tol ini justru menjadi beban baru bagi pelaku usaha logistik, dengan tarif yang demikian tinggi. Coba bayangkan, untuk kendaraan golongan II dan III , misalnya, tarif jalan tol sepanjang 34 Km itu mencapai Rp. 102.500. Sementara itu, untuk kendaraan golongan III di JORR 1 yang sepanjang 66 KM hanya Rp. 25.000. Ini sangat timpang,” katanya.

BACA JUGA: Ingin Tahu Peran Turki Dukung Pemberontak dan Adu Domba Suriah? Ini Laporan Media

“Dengan tarif yang tinggi, biaya operasional perusahaan logistik tetap tinggi. Padahal saat ini kita semua berkomitmen untuk menekan biaya logistik di semua lini,” ujar Adil.

ALFI melihat bahwa fungsi jalan tol untuk mengurangi waktu tempuh dan biaya distribusi barang belum tercapai.

Untuk mengatasi persoalan ini, DPW ALFI Jakarta meminta pemerintah dan pengelola tol untuk segera membuka dialog dengan pelaku logistik. Penyesuaian tarif dinilai penting agar keberadaan tol ini benar-benar memberikan manfaat optimal bagi sektor logistik nasional.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement