Rabu 11 Dec 2024 23:35 WIB

Serapan Penerimaan Negara Bukan Pajak Telah Lampaui Target

Dividen BUMN menjadi penolong penerimaan negara bukan pajak.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) berbincang dengan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono saat konferensi pers APBN Kita di Jakarta, Jumat (8/11/2024).
Foto: Ahmad Fikri Noor/Republika
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) berbincang dengan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono saat konferensi pers APBN Kita di Jakarta, Jumat (8/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) telah melampaui target anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dengan nilai mencapai Rp 522,4 triliun, setara 106,2 persen dari target Rp 492 triliun.

“Yang menolong adalah sumbangan dari kinerja, laba, dan dividen badan usaha milik negara (BUMN) serta satuan kerja badan layanan umum (BLU),” kata Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Desember 2024 di Jakarta, Rabu (11/12/2024).

Baca Juga

Penerimaan dari sumber daya alam (SDA) migas tercatat sebesar Rp 104,1 triliun atau setara 94,5 persen dari target APBN. Realisasi ini terkontraksi 4,5 persen secara tahunan (year on year/yoy) akibat penurunan lifting minyak dan gas bumi yang tertunda onstream.

Penerimaan SDA migas juga terhambat oleh penyusutan produksi alamiah sumur migas yang tinggi, sejalan dengan fasilitas produksi migas utama yang telah menua.

Sementara penerimaan dari SDA nonmigas tercatat mencapai Rp 107,7 tersebut, setara 110,4 persen dari target APBN. Realisasi ini terkontraksi 15,2 persen yoy akibat moderasi harga batu bara, sehingga royalti berkurang 23,5 persen.

PNBP lainnya juga mengalami kontraksi yakni sebesar 7,7 persen yoy, dengan realisasi Rp 135,5 triliun atau setara 117,7 persen dari target. Kinerja PNBP lainnya dipengaruhi oleh menurunnya pendapatan hasil tambang akibat moderasi harga batu bara. Penurunan pendapatan PNBP K/L dari pendapatan tidak berulang Kejaksaan, Kominfo, dan Kemenkes juga menjadi penyebab terkontraksinya PNBP lainnya.

Di sisi lain, pendapatan layanan cenderung mengalami pertumbuhan positif, utamanya pada Kemenhub dan Kemenkumham.

Di sisi lain, kinerja kekayaan negara dipisahkan (KND) dan BLU mengalami peningkatan.

Realisasi PNBP KND tumbuh 5,9 persen yoy yakni sebesar Rp 86,4 triliun atau setara 100,6 persen dari target. Kinerja KND utamanya berasal dari setoran dividen BUMN perbankan atas peningkatan kinerja keuangan, khususnya dari Bank Himbara.

Sedangkan kinerja BLU tumbuh 10,8 persen yoy, dengan realisasi Rp88,8 triliun atau 106,5 persen dari target. Realisasi ini terutama berasal dari pendapatan jasa penyediaan barang dan jasa lainnya, pelayanan rumah sakit, layanan pendidikan, serta pendapatan pengelolaan dana BLU.

Pendapatan BLU pengelola dana, khususnya pendapatan pungutan ekspor sawit, melambat 18,6 persen yoy.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement