Kamis 12 Dec 2024 10:26 WIB

Pabrik Obat Terlarang Captagon Milik Rezim Bashar al-Assad Terbongkar

Diperkirakan 80 persen obat-obatan terlarang di seluruh dunia diproduksi di Suriah

Captagon awalnya dikembangkan untuk mengatasi kondisi hiperaktif dan depresi, tapi menjadi populer di kalangan ekstrimis berkat kemampuannya untuk menahan rasa takut dan lapar.
Foto: Reuters/Nikolay Doychinov
Captagon awalnya dikembangkan untuk mengatasi kondisi hiperaktif dan depresi, tapi menjadi populer di kalangan ekstrimis berkat kemampuannya untuk menahan rasa takut dan lapar.

REPUBLIKA.CO.ID,  DAMAKSUS -- Tumpukan obat psikostimulan terbakar di pangkalan udara Mazzeh dekat Damaskus. Demikian dilaporkan oleh kantor berita AFP seperti dilansir Aljazirah. 

Sementara itu, Levant 24, sebuah outlet media Suriah, mengunggah cuplikan dari apa yang dikatakannya sebagai pabrik Captagon milik rezim Bashar al-Assad di pinggiran Douma. Video tersebut menunjukkan sebuah gudang yang berisi kotak-kotak berisi bahan tersebut.

Baca Juga

Captagon adalah nama merek obat psikoaktif yang diproduksi pada tahun 1960-an. Ini mengandung fenethylline, obat sintetis. Pada tahun 1980-an, obat ini dilarang di sebagian besar negara karena sifat adiktif dan efek sampingnya yang tinggi.

Diperkirakan 80 persen obat-obatan terlarang di seluruh dunia diproduksi di Suriah di bawah komando rezim al-Assad.

Tahun lalu, AS memberikan sanksi kepada sejumlah warga Suriah, termasuk dua kerabat al-Assad, atas dugaan keterlibatan mereka dalam perdagangan Captagon.

"Produksi obat Captagon di Suriah hampir terhenti sejak tergulingnya rezim Bashar Al Assad," kata seorang pejabat Yordania dan Eropa kepada The National.

Aliran narkoba lintas batas telah menjadi ancaman keamanan nasional yang menonjol di Timur Tengah. Captagon senilai miliaran dolar per tahun telah menyeberang dari Suriah ke negara-negara Arab lainnya melalui Yordania sejak 2018.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement