Jumat 13 Dec 2024 19:32 WIB

Ini Pesan Haedar Nashir untuk Para Mufasir at-Tanwir

Para penyusun kitab Tafsir at-Tanwir diharap mampu jadi ulul albab.

Rep: mgrol154/ Red: Hasanul Rizqa
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyampaikan Pidato Milad ke-112 Muhammadiyah, Senin (18/11/2024). Tema Milad dan Tanwir Muhammadiyah tahun ini ialah Menghadirkan Kemakmuran Untuk Semua.
Foto: dok ist
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyampaikan Pidato Milad ke-112 Muhammadiyah, Senin (18/11/2024). Tema Milad dan Tanwir Muhammadiyah tahun ini ialah Menghadirkan Kemakmuran Untuk Semua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir berharap, para mufasir khususnya di lingkungan Persyarikatan mampu menjadi sosok ulul albab. Dengan begitu, karya mereka yakni kitab Tafsir at-Tanwir 30 Juz nantinya dapat mencerahkan kehidupan keagamaan Muslimin masa kini.

Ia mengingatkan, Indonesia merupakan negeri yang dikaruniai kemajemukan. Di samping itu, bangsa ini sedang menghadapi dinamika perubahan yang pesat dalam berbagai bidang. Karena itu, umat Islam di Tanah Air memerlukan panduan dari petunjuk Alquran. Dalam hal inilah, mufasir Muhammadiyah dapat menunjukkan peran penting.

Baca Juga

“Jujur, kita masih tertinggal dalam sejumlah aspek. Meskipun kita telah bekerja keras, baik Muhammadiyah maupun komponen bangsa yang lainnya, termasuk pemerintah, untuk memajukan Indonesia. Namun, kita masih banyak problem, masih banyak masalah, dan sekaligus tantangan yang harus dihadapi,” ujar Haedar Nashir dalam sambutannya di acara pembukaan Konferensi Mufasir Muhammadiyah II di Universitas Muhammadiyah Prof Dr HAMKA (UHAMKA), Jakarta, Jumat (13/12/2024).

Melalui Tafsir at-Tanwir, Haedar menegaskan, Muhammadiyah harus mampu memberikan panduan yang jelas bagi umat Islam dan bangsa Indonesia umumnya untuk memajukan negara, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

“Indonesia yang sejalan dengan Pancasila, yang berketuhanan yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan, yang adil dan beradab,” tambahnya.

Dalam merumuskan tafsir, Haedar mengingatkan para ulama dan mufasir Muhammadiyah agar tetap jernih. Mereka diharapkan menjadi ulul albab, yakni sosok-sosok yang memiliki pemahaman mendalam, mampu menyerap berbagai pandangan, serta mengambil pemikiran yang terbaik.

Haedar merujuk pada ayat surah az-Zumar ayat ke-18, yang menyebutkan sifat ulul albab sebagai "mereka yang mendengarkan perkataan dan mengikuti yang terbaik."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement