REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Kawasan Rebana yang meliputi 7 kabupaten/kota di Jabar. Yakni Subang, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Sumedang, Kabupaten dan Kota Cirebon dalam 2 hingga 3 tahun terakhir bertumbuh menjadi kawasan aglomerasi yang mengalami pertumbuhan positif.
Dipimpin Bernardus Djonoputro, Badan Pengelola (BP) Rebana sukses memainkan perannya mengkoordinir 7 pemerintah daerah, provinsi hingga investor dan lembaga donor yang tertarik berinvestasi di kawasan tersebut. Kawasan ini bahkan bisa menjadi benchmark pengelolaan aglomerasi perkotaan.
Nilai investasi yang telah mengalir sebesar Rp15,4 triliun sepanjang Januari-Oktober 2024, kawasan ini tak hanya menjadi pusat industri masa depan, tetapi juga rumah bagi inovasi manufaktur dan teknologi modern.
Menurut Kepala BP Rebana Bernardus Djonoputro, Rebana memiliki posisi yang unik. Karena, mencakup tujuh kabupaten/kota di Jawa Barat, dengan dukungan infrastruktur yang terus berkembang. Kawasan Rebana dirancang untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi berbasis industri, logistik, dan inovasi teknologi.
"Dengan investasi sebesar Rp15,403 triliun yang telah mengalir, kami fokus menjadikan Rebana sebagai rumah bagi industri masa depan, termasuk manufaktur kendaraan listrik," kata Bernardus.
Bernadus mengatakan, Rebana telah dirancang dengan pendekatan ekosistem yang terintegrasi. Kawasan ini tidak hanya menjadi pusat industri, tetapi juga mendukung pengembangan sumber daya manusia melalui fasilitas pendidikan dan pelatihan kerja yang berkualitas.
Keberadaan BYD di Rebana, merupakan salah satu contoh sukses bagaimana kawasan ini menarik investor global. “Hadirnya BYD adalah bukti bahwa Rebana memiliki daya tarik global. Lokasi strategis, infrastruktur pendukung, dan kebijakan pro-investasi membuat kawasan ini ideal untuk industri manufaktur berteknologi tinggi," katanya.
Selain BYD, industri lainnya mulai tumbuh pesat di kawasan ini. Rebana kini menjadi rumah bagi ratusan perusahaan yang bergerak di berbagai sektor, dari industri tradisional hingga teknologi canggih. Industri manufaktur menjadi salah satu sektor yang paling menonjol di Rebana. Dengan dukungan infrastruktur modern, kawasan ini telah menciptakan ribuan lapangan kerja baru dan menarik tenaga kerja terampil dari berbagai daerah di Indonesia.
"Industri manufaktur di Rebana tumbuh dengan sangat pesat. Kami memastikan bahwa tenaga kerja yang tersedia memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan industri melalui program pelatihan dan pendidikan vokasi," kata Bernardus.
Menurutnya, terdapat lebih dari 475 lembaga pelatihan kerja yang telah terakreditasi di kawasan ini, dengan lebih dari 90.000 lulusan setiap tahunnya. Hal ini mendukung terciptanya ekosistem industri yang berdaya saing tinggi. Salah satu faktor utama yang menjadikan Rebana menarik bagi investor adalah infrastruktur yang terus berkembang. Pembangunan jalan tol, pelabuhan, dan bandara yang terhubung langsung dengan kawasan ini menjadi daya tarik utama.