Jumat 13 Dec 2024 23:53 WIB

Kala Suriah tak Berdaya, Israel Telah Jatuhkan 1800 Bom ke 500 Lebih Target

Israel terus lakukan serangan ke Suriah

Warga Suriah menginjak foto Presiden Suriah Bashar Assad saat merayakan kedatangan pejuang oposisi di Damaskus, Suriah, Ahad (8/12/2024). Kekuasaan Partai Baath di Suriah tumbang pada Ahad (8/12/2024). Hal itu ditandai ibu kota Damaskus lepas dari kendali rezim Presiden Bashar al-Assad. Runtuhnya kekuatan pasukan Assad di ibu kota mengakhiri 61 tahun pemerintahan Partai Baath yang penuh kekerasan dan 53 tahun kekuasaan keluarga Assad. 
Foto: AP Photo/Omar Sanadiki
Warga Suriah menginjak foto Presiden Suriah Bashar Assad saat merayakan kedatangan pejuang oposisi di Damaskus, Suriah, Ahad (8/12/2024). Kekuasaan Partai Baath di Suriah tumbang pada Ahad (8/12/2024). Hal itu ditandai ibu kota Damaskus lepas dari kendali rezim Presiden Bashar al-Assad. Runtuhnya kekuatan pasukan Assad di ibu kota mengakhiri 61 tahun pemerintahan Partai Baath yang penuh kekerasan dan 53 tahun kekuasaan keluarga Assad. 

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS-Hanya dalam beberapa jam, Tel Aviv menghancurkan sistem pertahanan udara Suriah dan menjatuhkan 1.800 bom ke lebih dari 500 target di Suriah, Almayadeen melaporkan mengutip sumber-sumber Zionis.

Dilansir dari Mehrnews, media Suriah melaporkan bahwa rezim Zionis telah menargetkan Gunung Qassion, sebuah gunung yang menghadap ke kota Damaskus, Suriah.

Baca Juga

Pasukan Israel telah maju lebih jauh ke Suriah selatan setelah pasukan darat mereka bergerak lebih dalam ke Dataran Tinggi Golan Suriah, yang secara efektif memperluas pendudukan mereka.

Sumber-sumber mengatakan tentara Israel memasuki kota al-Hurriya di provinsi Quneitra pada hari Kamis sebagai bagian dari serangan rezim yang belum pernah terjadi sebelumnya di Suriah setelah penggulingan Presiden Bashar al-Assad, menurut Press TV.

Sumber-sumber lokal mengatakan pasukan Israel juga melakukan evakuasi paksa terhadap penduduk desa Rasem al-Ruwadi di wilayah tersebut.

Pasukan pendudukan Israel pada Rabu malam menyerbu kota Ruwaihinah dan Umm Batna di pusat pedesaan Quneitra.

Penduduk kota mengatakan pasukan rezim penjajah meminta mereka untuk mengevakuasi rumah-rumah mereka untuk mencaploknya menjadi zona penyangga. Penyerbuan tersebut melibatkan tank dan unit infanteri, di mana beberapa rumah digeledah.

Serangan itu terjadi setelah Menteri Urusan Militer Israel, Israel Katz, mengatakan bahwa rezim tersebut merencanakan "zona pertahanan steril" di Suriah selatan yang melanggar perjanjian pelepasan antara kedua belah pihak pada 1974.

Para pemimpin masyarakat dan penduduk Quneitra menolak untuk mengungsi dari desa mereka. Mereka secara kolektif memutuskan untuk tetap tinggal di rumah mereka dalam menghadapi serangan Israel.

Sejak jatuhnya Presiden Assad, rezim Israel telah melakukan hampir 500 serangan udara di seluruh Suriah, menargetkan infrastruktur sipil dan militer yang penting

Beberapa negara regional telah mengecam agresi Israel, dan menegaskan kembali komitmen mereka untuk melindungi kedaulatan dan integritas teritorial negara Arab tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement