Sabtu 14 Dec 2024 10:46 WIB

Ketika Karya Seni Berbicara tentang Krisis Air Global di Constellations H20

Seni juga bisa bersuara tentang berbagai isu lingkungan global

Seni juga bisa bersuara tentang berbagai isu lingkungan global
Foto: Dok Istimewa
Seni juga bisa bersuara tentang berbagai isu lingkungan global

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pameran seni transformative Constellations H20 resmi diluncurkan pada 13 Desember 2024 di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali sebagai bagian dari rangkaian acara Tri Hita Karana Universal Reflection Journey (THK URJ).

Terinspirasi dari suksesnya World Water Forum yang ke-10 di Bali pada Mei 2024, Constellations H20 mengeksplorasi tantangan krisis air global melalui karya seni dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong aksi nyata.

Baca Juga

Constellations H20 menyoroti isu-isu kritisnya air seperti kelangkaan air, kenaikan permukaan laut, dan polusi air. Pameran ini dikurasi Lance Fung, seorang kurator seni dan produser ternama yang dikenal akan proyek seni publik berskala besar yang inovatif.

Pameran ini menampilkan hasil karya dari 12 seniman visioner dari berbagai negara dan komunitas pulau, termasuk Citra Sasmita (Bali, Indonesia), Mariam Alnoaimi (Bahrain), Ragnar Axelsson (Islandia), Carlos Esteves (Kuba), David Gumbs (Martinique), Katie Holton (Irlandia), Sid Natividad (Filipina), Donna Ong (Singapura), Gayan Prageeth (Sri Lanka), Alexis Rockman (AS), Abigail Romanchak (Hawaii), dan Michael Tuffery (Selandia Baru).

Setiap karya menyampaikan narasi yang mendalam dan personal, menginspirasi refleksi global serta aksi nyata yang mendukung keberlanjutan.

"Melalui Constellations H20, setiap seniman menawarkan perspektif yang sangat personal mengenai kebutuhan mendesak akan kerja sama global dan perubahan kebijakan untuk menghadapi isu-isu kritis seperti keseimbangan lingkungan, kenaikan permukaan laut, polusi plastik di lautan, serta pentingnya untuk kita kembali pada nilai-nilai kemanusiaan dan empati," ujar Kurator Lance Fung, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (14/12/2024). 

Pameran itu kata dia juga bertujuan untuk menjembatani perbedaan sosial, ekologis, dan spiritual, menyatukan kita dalam keragaman untuk menghadapi tantangan berat ini dan mengambil tindakan nyata untuk keberlanjutan.

Koleksi instalasi seni ini juga sejalan dengan Polyhedron Project: HATI Indonesia, sebuah karya seni kolektif yang dibuat oleh lebih dari 1.500 peserta dan sebelumnya ditampilkan di Katedral Jakarta untuk menghormati kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia tahun ini.

BACA JUGA: Mengapa Stabilitas Suriah Penting dan Jangan Sampai Jatuh di Tangan Pemberontak?

Instalasi ini menampilkan sebuah Polyhedron sebagai simbol hati Indonesia, yang dirancang oleh para peserta untuk mencerminkan kekayaan warisan budaya dan keragaman agama bangsa Indonesia. Karya ini mengusung semboyan Bhinneka Tunggal Ika serta harmoni antara seni, pengetahuan, dan teknologi.

Peluncuran Constellation H20 merupakan bagian dari acara THK Universal Reflection Journey yang mengusung tema 5P People, Planet, Partnership, Peace, and Prosperity.

Didukung oleh Pemerintah Indonesia dan diberkati oleh Paus Fransiskus, rangkaian acara ini menciptakan momentum untuk membangun masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement