Sabtu 14 Dec 2024 21:25 WIB

Wakil Ketua MPR Dorong Infrastruktur Hijau untuk Menopang Pembangunan Berkelanjutan

Infrastruktur menjadi kunci utama dalam pembangunan

Proyek infrastruktur sebagai agunan sukuk negara, ilustrasi. Infrastruktur menjadi kunci utama dalam pembangunan
Foto: Tahta/Republika
Proyek infrastruktur sebagai agunan sukuk negara, ilustrasi. Infrastruktur menjadi kunci utama dalam pembangunan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Infrastruktur berwawasan hijau ramah lingkungan, pemerataan kesejahteraan, konektivitas digital antarwilayah, ekosistem yang terpadu, dan generasi muda sebagai motor penggerak, adalah beberapa hal yang berdampak besar pada terwujudnya Indonesia maju, menuju cita-cita Indonesia Emas 2045.

Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menyampaikan bahwa infrastruktur adalah kunci utama sebuah bangsa. Oleh sebab itu di Ibas pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dinilai dari infrastrukturnya yang kuat.

Baca Juga

Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Forum Group Discussion (FGD) bertajuk "Konektivitas Wilayah: Generasi Z, Motor Penggerak Indonesia Maju” pada Jumat (13/12/2024) di Jakarta.

Dalam acara tersebut, hadir beberapa narasumber dantaranya Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Yohanna M L Gultom, P

eneliti Insitute for Development of Economics and Finance (INDEF) Izzudin Al Farras Adha; Direktur Eksekutif The Prakarsa Ah Maftuchan, dan Asisten Deputi Perumusan Kebijakan Sistem Kelembagaan dan Tata Laksana PAN RB, Denny Isworo.

"Kita ingin ekonomi kita tumbuh. Tidak hanya sekadar tumbuh, tapi tumbuh dengan sustainability yang dapat memberikan manfaat. Tidak hanya untuk bangsa, tapi juga masyarakat yang ada di Tanah Air," papar Ibas mengawali.

Ibas kemudian menegaskan bahwa infrastruktur yang terbangun haruslah infrastruktur yang pendekatannya adalah kawasan hijau, dengan ketersediaan fasilitas yang ramah lingkungan, berjaring, dan terpadu. Indonesia harus memiliki ekosistem yang terbangun secara terpadu.

“Kita selama ini mendengar infrastruktur, adalah satu keharusan, kesatu niscayaan, tapi ketika kita tahu dunia juga berubah, bangsa kita juga harus mengikuti perkembangan zaman. Kita ingin infrastruktur yang terbangun adalah infrastruktur yang pendekatannya dengan kawasan hijau atau ramah lingkungan, yang ada unsur keberlanjutannya dan juga dengan aspek-aspek hijau,” ujarnya.

“Infrastruktur merupakan prioritas utama dan menjadi kunci bangsa kita. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa juga dinilai dari bagaimana infrastrukturnya kuat, dan itu dinilai juga negara maju dilihat dari bagaimana infrastrukturnya benar-benar sudah tersedia,” lanjutnya.

Lebih jauh, Ibas berpendapat bahwa infrastruktur adalah pekerjaan yang berkelanjutan dari masa ke masa, dari dekade ke dekade, dan dari generasi ke generasi. Untuk itu, dia menyampaikan bahwa infrastruktur yang berkembang tidak boleh hanya sekadar menciptakan pembangunan, tapi juga bisa menciptakan jalur komunikasi transportasi yang efektif dan efisien.

"Kadang-kadang kalau kita berpikir infrastruktur dibangun dengan anggaran yang besar, tapi ternyata tidak efisien, tidak efektif. Kita ingin mengedepankan aspek-aspek efektivitas, efisiensi, dan produktivitasnya. Kita ingin mendorong agar kegiatan ekonomi dan peningkatan kehidupan masyarakat juga tercapai," terang Ibas.

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI ini memberi contoh salah satu negara yang dinilai cukup berhasil dalam membangun dan menata infrastruktur, yaitu Korea Selatan. Walaupun secara politik akhir-akhir ini Korea Selatan sedang diguncang masalah, tetapi Ibas menilai dalam beberapa dekade belakang, Korsel menjadi negara yang boleh dikatakan infrastrukturnya terbaik dan diciptakan dengan segala perkondisi.

Berkaitan dengan permasalahan tersebut, Ibas menyoroti beberapa tantangan yang masih dihadapi Indonesia terkait pembangunan infrastruktur. Pertama, Anggota DPR RI ini menilai masih adanya kesenjangan pembangunan antarwilayah dan ketimpangan ekonomi, terutama antara pulau Jawa dan luar pulau Jawa.

"Kita tahu di masa yang lampau ada komitmen negara, pemerintahan untuk memberikan pembangunan, memusatkan di daerah Kalimantan terkait dengan pembangunan Nusantara kita, Ibu Kota. Tapi kita juga mendambakan pembangunan itu tidak hanya di satu wilayah tertentu, tapi terjadi di seluruh wilayah Tanah Air," harap Ibas.

Selain kesenjangan pembangunan antarwilayah, tantangan kedua yang dihadapi yaitu terkait akses terhadap pelayanan pendidikan yang terbatas. Bagi Ibas, infrastruktur tidak hanya berhubungan dengan public goods, seperti jembatan, pelabuhan, terminal, dan bandara. Akan tetapi, infrastruktur pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik lainnya juga harus terakomodasi.

Di akhir acara, Ibas mengajak seluruh elemen dan pihak untuk memaksimalkan peran dalam mendorong pembangunan yang berkelanjutan. “Kita ingin mendorong kegiatan ekonomi dan peningkatan kehidupan masyarakat tercapai melalui infrastruktur yang efektif dan efisien,” kata dia.

BACA JUGA: Mengapa Stabilitas Suriah Penting dan Jangan Sampai Jatuh di Tangan Pemberontak?

Selanjutnya, Ibas juga menilai masih minimnya infrastruktur berwawasan hijau yang ada di Indonesia. "Kita tahu negara kita sangat besar dan terletak di kawasan ring of fire, yang mudah terkena bencana dan tropikal. Jadi kita harus dorong pembangunan infrastruktur beraspek kepada kesehatan, lingkungan, dan hijau.” ucap Ibas.

"Nah infrastruktur hijau yang belum rata dari kota hingga daerah itu juga merupakan salah satu tantangan kita, termasuk di dalamnya adanya terbatasnya transportasi publik yang ramah lingkungan. Jakarta mungkin sudah memulai, tapi saya belum melihat di daerah-daerah lain sudah menggunakan transportasi atau moda yang lintas jaring, lintas wilayah, dan ramah lingkungan," sambungnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement