Ahad 15 Dec 2024 05:31 WIB

Refleksi Universal Tri Hita Karana di Bali, Kontemplasi Tantangan Global Lewat Karya Seni

Seni juga bisa bersuara tentang berbagai isu lingkungan global

http://republika.co.id/berita//snt4xd320/as-israel-main-mata-di-suriah-dan-bangkitnya-pemberontak-susul-gaza-lebanon   
Foto: Dok Istimewa
http://republika.co.id/berita//snt4xd320/as-israel-main-mata-di-suriah-dan-bangkitnya-pemberontak-susul-gaza-lebanon  

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR— Para pemimpin global terkemuka, tokoh spiritual, dan seniman terkenal berkumpul di pantai suci Kura Kura Bali untuk berefleksi dan mencari solusi modern untuk mengatasi tantangan global yang mendesak dalam Perjalanan Refleksi Universal Tri Hita Karana: Bersatu dalam Keberagaman untuk Perdamaian, Kemakmuran, Rakyat, Planet, dan Kemitraan (5P).

Paus Fransiskus, Imam Besar Nasaruddin, peraih Penghargaan Hollywood Michelle Yeoh, Presiden Bank Dunia Ajay Banga, pendiri Bridgewater Ray Dalio, pemimpin spiritual Deepak Chopra, filantropis Susan Rockefeller, dan pemerintah Indonesia berkumpul untuk berpartisipasi dalam acara unik yang merayakan persatuan, keragaman, dan pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga

Ray Dalio, investor makro global selama lebih dari 50 tahun bergabung dengan gerakan THK U. "Dari Abu Dhabi ke Bali, kita bersatu dalam tujuan bersama: untuk menciptakan dunia di mana keragaman dirayakan, dan harmoni menang. Mari kita menghormati semangat Istiqlal dan bekerja bersama untuk membangun masa depan yang lebih baik untuk semua," ungkap Dalio, dalam keterangannya, Ahad (15/12/2024).

Saat ribuan lilin dinyalakan, upacara Tari Perdamaian Bali yang memukau telah digelar, menampilkan kain berukuran 17x35 meter yang dihiasi dengan lukisan SDG 16 Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh.

Gerakan global ini, terinspirasi oleh Deklarasi Istiqlal dan semangat persahabatan yang dipelihara oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Nasaruddin, bertujuan untuk memperkuat komitmen terhadap perdamaian dan harmoni.

Acara ini akan menampilkan pertunjukan memikat dari lagu "Lilin Lilin Kecil" (Lilin Kecil), diiringi lagu kebangsaan global yang disusun dari instrumen musik dari seluruh dunia. Seniman kontemporer dari G20 dan H20 akan memamerkan karya mereka melalui kubah seni konstelasi berputar yang menyinari di area Kura Kura Bali, Pulau Serangan, Bali.

Pertemuan ini berfungsi sebagai platform yang kuat untuk membahas dan menangani masalah kritis seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, dan perdamaian global. Dengan menggabungkan kearifan kuno dengan inovasi modern, para peserta berharap dapat. menginspirasi gerakan global menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil.

"Malam ini, kita semua menyaksikan kekuatan cahaya dari lilin kecil yang mampu menyatukan dunia," ujar Tantowi Yahya, Presiden Yayasan Upaya Indonesia Damai atau dikenal sebagai United In Diversity Foundation.

BACA JUGA: Mengapa Stabilitas Suriah Penting dan Jangan Sampai Jatuh di Tangan Pemberontak?

"Tri Hita Karana Universal Reflection Journey (THK U) bukan hanya acara melainkan sebuah gerakan yang mengajak kita untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan, berdasarkan prinsip-prinsip harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas."

Lilin kecil yang dinyalakan akan menjadi tanda komitmen bersama untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDGs) dan mendukung inisiatif G20 Bali Global Blended Finance Alliance (GBFA).

Berakar pada prinsip harmoni dengan manusia, alam, dan Yang Mahakuasa, THK U menawarkan ruang bagi semua orang untuk merayakan kemanusiaan dan membangun masa depan yang lebih baik.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement