Ahad 15 Dec 2024 19:23 WIB

Menag Harapkan ICMI Jadi Partner Kemenag dalam Membangun Umat

Semakin dekat umat dengan ajaran agamanya, pasti semakin aman negeri ini.

Menteri Agama Republik Indonesia, Prof DR Nasarudin Umar mengharapkan agar Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dapat menjadi partner Kementerian Agama (Kemenag) dalam membangun dan memberikan jalan keluar bagi masalah-masalah keumatan di Indonesia.
Foto: ICMI
Menteri Agama Republik Indonesia, Prof DR Nasarudin Umar mengharapkan agar Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dapat menjadi partner Kementerian Agama (Kemenag) dalam membangun dan memberikan jalan keluar bagi masalah-masalah keumatan di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Republik Indonesia, Prof DR Nasarudin Umar mengharapkan agar Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dapat menjadi partner Kementerian Agama (Kemenag) dalam membangun dan memberikan jalan keluar bagi masalah-masalah keumatan di Indonesia.

"Ketika diangkat sebagai Menteri Agama, saya gelisah melihat umat di Indonesia saat ini dan butuh teman untuk berpikir. Karena itu ICMI saya harapkan jadi partner saya di Kemenag dalam membangun umat dan memberikan solusi yang sesuai berdasarkan landasan akademis yang kuat," kata Menag dalam sambutannya di Silaknas ICMI 2024, Ahad (15/12/2024), di IPB International Convention Center, Bogor.

Baca Juga

Menag Nasaruddin melihat ada yang tidak simetris dalam penerapan agama sebagai mitos dan penerapannya sebagai logos atau sesuatu yang terukur. "Agama itu sebagai sebuah mitos, tapi mitos itu harus diangkat menjadi sebuah logos yang bisa diukur. Dan logos itu nanti harus diangkat lagi menjadi sebuah etos. Jadi dari logos menjadi etos yang basic-nya adalah mitos," tutur Menag.

Dirinya berhipotesis semakin dekat umat dengan ajaran agamanya, pasti semakin aman negeri ini. Tapi semakin berjarak umat dengan ajaran agamanya, pasti risikonya banyak sekali.

"Karena itu, tantangan kita juga sekarang ini adalah bagaimana mengartikulasikan agama di dalam kehidupan sehari-hari, dan disitulah ranah ICMI sebagai cendekiawan muslim," tutur Menag.

Lebih lanjut, Menag Nasaruddin Umar juga mengutip tesis seorang Sosiolog Agama Max Weber bahwa tidak mungkin kita bisa mengubah suatu prilaku tanpa mengubah sistem etos, etika masyarakat. "Dan tidak mungkin kita bisa mengubah etika, tanpa melakukan peninjauan terhadap teologi masyarakat," kata Menag.

Karena itu, ICMI diharapkan kedepannya akan memberi masukan dan gagasan positif dan produktif terkait masalah keumatan kepada Kemenag, kata Nasaruddin. "Jika ini berjalan dengan baik, maka akan luar biasa hasilnya bagi bangsa ini. Saya seringkali melihat banyak orang berpikir hanya soal kebutuhan dan keinginan, namun belum dilengkapi dengan landasan akademik atau teori yang tepat, padahal berharap juga harus ada teorinya," kata Menag.

Dirinya memotret situasi di Kementeriannya, bahwa ada banyak hal yang sebenarnya mubazir karena di Kemenag hanya bekerja bagi masing-masing kepentingannya saja tanpa peduli, apakah itu bermanfaat bagi umat atau tidak.

"Contohnya adalah apakah hasil penelitian di bagian Litbang bisa diimplementasikan ke umat atau tidak, lalu berapa persen hasil penelitian ini dimanfaatkan oleh umat termasuk banyak disertasi, tesis dan skripsi di Perguruan Tinggi yang tidak banyak digunakan oleh umat," terang Menag.

Pengelolaan dana haji

Dalam kesempatan tersebut, Menag juga meminta secara khusus ICMI dapat terlibat dalam solusi pengelolaan dana haji yang tepat guna dan memberikan manfaat bagi umat. "Contohnya adalah pembayarn Dam (denda akibat kesalahan dalam berhaji) yang biasanya dibayarkan dengan memotong kambing di Tanah Suci, ketika saya diskusi dengan kementerian Haji Saudi, mereka menjelaskan bahwa Dam itu menjadi beban tersendiri bagi mereka karena harus menyediakan banyak kambing dan mengelola limbah pemotongannya yang juga tidak mudah," ungkap Nazarudin.

Karena itu, saat dirinya mengusulkan agar Dam itu dialihkan untuk dialihkan penyembelihannya di Indonesia, mereka sangat setujua dan merasa terbantu jika itu dapat dilaksanakan. "Bayangkan jika itu disembelih dan didistribusikan di Indonesia, maka berapa besar manfaatnya bagi rakyat Indonesia dan berapa banyak peternak kambing dan petani yang akan diuntungkan secara ekonomis," kata Nasarudin.

Namun masalahnya menurut Menag, justru pada fatwa Majelis Ulama yang mengharamkan mengambil nilai manfaat dari dana haji itu dan pendapat ulama yang menyatakan dam harus disembelih di Mekah.

"Disinilah peran ICMI untuk menjelaskan landasan ilmiah, jika dam ini dapat dikelola di Indonesia," pungkas Menag Nasarudin.

ICMI akan selalu hadir untuk memberikan solusi dan kontribusi terbaik bagi bangsa Indonesia. ICMI yang berlandaskan ke-Islaman dan ke-Indonesiaan berbasis kecendekiaan akan selalu berperan aktif mendorong kebaikan untuk bangsa dan negara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement