REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Guna memperkuat dan mengembangkan ekonomi lokal serta melakukan pemberdayaan masyarakat, Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berkolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan penanaman 10.671 pohon di Desa Semoyo, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Total, terdapat 50 ribu pohon yang telah ditanam oleh BSI sepanjang tahun 2024 ini.
Direktur Kepatuhan & Sumber Daya Manusia BSI Tribuana Tunggadewi mengatakan, pemberdayaan ini merupakan program Desa Bangun Sejahtera Indonesia (Desa BSI) yang berkesinambungan dilakukan perseroan. Desa BSI adalah program pemberdayaan sekaligus optimalisasi dana zakat melalui penguatan dan pengembangan sumber daya ekonomi lokal sehingga memberikan manfaat yang berkelanjutan.
“Khusus untuk Desa Semoyo terdapat 506 jiwa penerima manfaat dengan total penyaluran sebesar Rp 3,6 miliar. Dana tersebut akan dimanfaatkan untuk pengembangan program pemberdayaan klaster usaha budidaya produk turunan sereh wangi, eduwisata tanaman herbal, serta peternakan,” kata Dewi saat memberikan sambutan pada acara Groundbreaking Desa Semoyo Binaan BSI-UMY & Penanaman 10.671 Pohon di Desa Semoyo, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, DIY, Senin (16/12/2024).
Di sisi lain, kata Dewi, pemberdayaan melalui program Desa BSI disesuaikan dengan potensi ekonomi di desa tersebut. Adapun salah satu program pengembangan Desa BSI Semoyo dengan menanam serai wangi serta pohon produktif lainnya yang dapat membawa manfaat bagi peningkatan ekonomi mustahik setempat.
Masyarakat Desa Semoyo juga memanfaatkan limbah daun serai wangi yang merupakan sisa penyulingan, menjadi kerajinan anyaman atap rumah. Dengan demikian konsep pengolahan pemberdayaan tanaman serai tidak menyisakan sampah yang dapat mencemari lingkungan sekitar.
“Desa Semoyo dipilih sebagai lokasi pemberdayaan dan desa percontohan yang dapat menyelaraskan konsep pemberdayaan ekonomi masyarakat yang ramah lingkungan. Dengan adanya program pemberdayaan Desa BSI, kami berharap dapat menciptakan manfaat berkelanjutan yang selaras dengan prinsip ESG sehingga tercipta dampak positif bagi peningkatan ekonomi, sosial dan lingkungan. Diharapkan business model pemberdayaan desa Semoyo dapat diikuti oleh desa-desa lainnya,” ujar Dewi menekankan.
Selain Desa Semoyo, perseroan telah memberdayakan 20 desa di Tanah Air melalui program Desa BSI. Desa tersebut terbagi dalam berbagai klaster di antaranya pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan dengan total penerima manfaat sebanyak 6.642 jiwa dan total penyaluran dana sebesar Rp 86,5 miliar.
Bersamaan dengan groundbreaking Desa BSI Semoyo, BSI bersama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Non-Governmental Organization (NGO), serta masyarakat setempat melaksanakan program penanaman pohon. jenis yang ditanam adalah pohon produktif dengan total 10.671 untuk Desa Semoyo dan lainnya. Keguatan ini ditargetkan dapat mengurangi emisi karbon sebesar 836 ton Co2e.
Dewi juga menegaskan untuk mendukung Gerakan Nasional APU PPT, serta implementasi ESG pada pilar Sustainable Operation yang salah satu inisiatifnya adalah pencapaian target Net Zero Emission (NZE), maka dilaksanakan kegiatan penanaman pohon setiap tahunnya yang dimulai dari tahun 2022 hingga saat ini.
Sementara Rektor UMY, Prof Gunawan Budiyanto mengatakan perguruan tinggi dan perbankan, khususnya perbankan syariah harus lebih banyak membuat program-program yang memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Ia menyebut kolaborasi antara UMY dan BSI di Desa Semoyo merupakan awal yang baik untuk mengembangkan potensi dan perekonomian desa.
"Kita menanam tanaman produktif yang memiliki nilai dan berguna juga seperti melinjo, pohon kweni dan sukun, yang sekarang jadi alternatif pangan karena asupan karbo yang besar. Ini sumbangsih dari perbankan, artinya, nanti masyarakat bisa ambil sebagai manfaat," tutur Gunawan.
Sedangkan Deputi Bidang Pelaporan dan Pengawasan Kepatuhan PPATK Fithriadi menyebut program ini juga mendukung Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) yang dicanangkan PPATK. Dirinya menyebut kolaborasi ini merupakan langkah nyata dari BSI untuk menolak tindakan kejahatan perbankan.
"Sebagaimana kita ketahui, tindakan pencucian uang dan pendanaan terorisme dapat berdampak kepada semua sektor termasuk keberlanjutan lingkungan, ekonomi dan sosial masyarakat. Dengan demikian diperlukan adanya upaya untuk terus menjaga kelestarian lingkungan, ekonomi dan sosial masyarakat, salah satunya dengan kegiatan penanaman pohon," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Yogyakarta Kusno Wibowo menyampaikan pesan dari Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono X untuk memberikan apresiasi kepada BSI dan UMY yang telah melakukan program pemberdayaan masyarakat di Gunungkidul.
"Program ini merupakan wujud nyata kolaborasi antara dunia usaha dan masyarakat demi mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, mandiri, dan menyejahterakan masyarakat," tutur Sultan dalam surat yang dibacakan Kusno.
Dalam menjalankan implementasi ESG, BSI memiliki visi untuk menjadi The Best Global Islamic Bank Based on Implementation Sustainable Finance. Dalam mencapai visi tersebut, BSI memiliki sejumlah misi implementasi ESG. Pertama, memberikan akses keuangan berkelanjutan di Indonesia dengan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Kedua, menjadi bank yang memberikan kontribusi terbaik kepada ekonomi, lingkungan, dan sosial. BSI bertekad menjadi bank syariah global terbaik berdasarkan penerapan keuangan berkelanjutan dalam hal rasio pembiayaan berkelanjutan dan implementasi CSR, untuk memberikan kemanfaatan kepada masyarakat luas.
“Kemudian menjadi perusahaan yang memberdayakan seluruh pegawai agar memiliki kesadaran dan perhatian dalam menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan pada operasional perbankan,” katanya.
Jika merinci rekam jejak BSI ke belakang, perseroan telah melaksanakan kegiatan penanaman pohon sejak 2022 hingga saat ini dengan jumlah sebanyak total 50 ribu pohon di seluruh Indonesia. Dari jumlah pohon yang ditanam tersebut, estimasi penyerapan karbon mencapai 4.129 ton CO2e.
BSI terus berupaya untuk berinovasi dan mengajak masyarakat untuk peduli terhadap keberlanjutan lingkungan, selain penanaman pohon, BSI memfasilitasi nasabah untuk dapat berdonasi pohon yang dapat diakses melalui aplikasi BYOND By BSI. BSI merupakan Bank Syariah Pertama yang menyediakan fasilitas transaksi perbankan sekaligus donasi untuk lingkungan secara digital dalam satu aplikasi. Program donasi yang diluncurkan kali ini bertema Sedekah Pohon Untuk Negeri dan berkolaborasi bersama mitra strategis BSI, yaitu BSI Maslahat. Hasil dari pengumpulan donasi ini nantinya akan disalurkan kembali untuk program penanaman pohon di seluruh Indonesia.
Dengan adanya seluruh kegiatan implementasi ESG ini, BSI berharap dapat memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat serta lingkungan dan mempertegas komitmen kehadiran BSI sebagai sahabat finansial, sosial, dan spiritual.