REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT BRI Asuransi Indonesia atau BRI Insurance membayarkan klaim senilai Rp 2,4 miliar kepada PT Surya Pasifik Indonesia atas kerugian yang disebabkan erupsi eksplosif Gunung Ruang, Sitaro, Sulawesi Utara.
Pimpinan Cabang BRI Insurance Manado Entis Sutrisna, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (17/12/2024), menjelaskan Surya Pasifik Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang usaha biji pala dan hasil bumi lainnya. Pada kejadian itu, perusahaan mengalami kerugian pada bangunan gudang dan stok barang bahan produksi.
“Kami turut prihatin atas musibah yang dialami oleh nasabah kami, dan kami sudah menjalankan tanggung jawab kami dengan melakukan pembayaran klaim kepada nasabah yang terdampak bencana alam itu,” ujar Entis.
Dia menambahkan, pihaknya juga turut membayarkan klaim berupa santunan kepada 226 nasabah asuransi mikro yang terdampak gempa tektonik imbas letusan Gunung Ruang. Nilai klaim yang diberikan mencapai Rp 1,1 miliar.
Mengingat posisi geografis Indonesia yang rentan mengalami bencana alam, Entis mengingatkan pentingnya memiliki jaring pengaman seperti asuransi.
Kondisi ekonomi bisa merosot karena usaha yang terdampak bencana alam akibat berhentinya kegiatan produksi, efisiensi tenaga kerja, hingga menurunnya daya beli masyarakat.
“Memiliki asuransi yang bisa mengamankan usaha dari kerugian akibat bencana bukanlah sekadar pilihan, melainkan keharusan. Dengan demikian, kelangsungan bisnis dapat terjaga dan perekonomian nasional pun dapat lebih stabil,” tutur Entis.
Sebelumnya, BRI Insurance meraih penghargaan Indonesia Best General Insurance 2024 for Creating One-Stop Services through Initiative Strategy (Category: General Insurance, Total Asset Above 5T) pada acara Indonesia Best Insurance Awards 2024.
Penghargaan itu diberikan kepada BRI Insurance berdasarkan penilaian yang komprehensif terhadap kinerja keuangan, inovasi produk, serta kontribusi perusahaan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di industri asuransi.
BRI Insurance dengan berbagai upaya transformasi digital dan budaya di industri asuransi yang berorientasi memanfaatkan big data/machine learning maupun artificial intelligence diharapkan mampu menjawab kebutuhan konsumen.
Kebutuhan itu antara lain dengan mempermudah dan mempercepat proses underwriting maupun klaim, menyediakan produk yang lebih terpersonalisasi, serta tersedianya layanan omnichannel secara efektif.