Selasa 17 Dec 2024 19:14 WIB

Delapan Juta Properti di Inggris Terancam Tenggelam Akibat Perubahan Iklim

London menjadi wilayah yang paling berisiko.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Warga melintasi genangan air banjir di kawasan pemukiman di Carlisle, Inggris.  (REUTERS/Phil Noble)
Warga melintasi genangan air banjir di kawasan pemukiman di Carlisle, Inggris. (REUTERS/Phil Noble)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Badan Lingkungan Inggris (EA) dalam laporannya menyatakan perubahan iklim mengakibatkan sekitar delapan juta atau satu dari empat properti di Inggris, diperkirakan berisiko terendam banjir pada 2050. Dalam penilaian pertamanya mengenai bagaimana pemanasan global dapat mempengaruhi risiko banjir, EA memperingatkan tentang ancaman yang semakin meningkat dari curah hujan yang lebih deras dan kenaikan permukaan laut.

Jumlah properti yang berisiko ini bisa lebih tinggi jika lebih banyak rumah dibangun di daerah rawan banjir. Tetapi bisa lebih rendah jika pertahanan banjir diperbaiki.

Saat ini, sebanyak 6,3 juta properti dianggap berisiko terendam banjir. Angka ini lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya. "Frekuensi dan tingkat keparahan kejadian banjir yang telah kami alami kemungkinan akan semakin menantang," kata Direktur Strategi Risiko Banjir  di EA Julie Foley seperti dikutip dari BBC, Selasa (17/12/2024).

EA mengklasifikasikan tiga sumber utama banjir: sungai, laut, dan badan air di mana curah hujan yang deras melampaui kapasitas sistem drainase.

EA mengatakan saat ini terdapat 4,6 juta rumah dan bisnis berisiko terendam banjir. London menjadi wilayah yang paling berisiko.

Angka ini meningkat 43 persen dari perkiraan sebelumnya. Tetapi hampir seluruhnya disebabkan perbaikan data dan teknik pemodelan komputer, bukan peningkatan risiko banjir yang nyata.

Namun, EA memperkirakan perubahan iklim dapat meningkatkan jumlah properti yang berisiko terendam banjir menjadi sekitar 6,1 juta pada pertengahan abad ini.

Telah banyak dicatat bahwa perubahan iklim meningkatkan intensitas curah hujan yang deras. Antara Oktober 2023 dan Maret 2024, misalnya, curah hujan pada hari-hari hujan deras di Inggris rata-rata  meningkat sekitar 20 persen.

Laporan ini juga menyoroti meningkatnya risiko banjir dari sungai dan laut dari 2,4 juta properti saat ini menjadi sekitar 3,1 juta pada pertengahan abad.

Wilayah East Midlands, Yorkshire dan The Humber, serta Inggris tenggara sangat berisiko.

Musim dingin yang lebih basah meningkatkan kemungkinan banjir sungai, sementara kenaikan permukaan laut membuat banjir pesisir lebih mungkin terjadi.

Permukaan laut global terus meningkat, terutama akibat kombinasi pencairan gletser dan lapisan es, serta fakta air yang lebih hangat memerlukan lebih banyak ruang. Diperkirakan, permukaan laut akan terus meningkat selama berabad-abad ke depan.

Sejak tahun 1900, rata-rata permukaan laut di sekitar Inggris telah meningkat hampir 20 cm. Sebagian besar peningkatan terjadi sejak tahun 1990.

Hal ini juga berdampak pada erosi pantai. Inggris sudah memiliki beberapa garis pantai yang paling cepat tererosi di Eropa.

Namun, EA, memperingatkan perubahan iklim dapat meningkatkan jumlah properti di pesisir yang berisiko hilang menjadi hampir 20.000 pada tahun 2100, bahkan jika rencana pengelolaan garis pantai yang memadai telah diterapkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement