Rabu 18 Dec 2024 12:51 WIB

Laporan: Bukan Pasukan Tangguh, Ratusan Tentara Korut Jadi Korban Perang-Rusia Ukraina

Para tentara Korut dinilai belum pernah ikut berperang sebelumnya.

Tentara Korut
Foto: EPA/Jeon Heon-Kyun/Poo
Tentara Korut

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pasukan Korea Utara dilaporkan terpukul dalam pertempuran melawan Ukraina. Pejabat Senior AS mengatakan, ratusan personel Korut terbunuh atau terluka saat bertempur melawan pasukan Ukraina di wilayah Kursk Rusia. 

Seperti dilaporkan the Guardian, Pyongyang telah mengirim ribuan personel pasukan untuk memperkuat upaya perang Rusia, termasuk ke wilayah perbatasan Kursk, tempat pasukan Ukraina merebut wilayah tersebut awal tahun ini.

Baca Juga

"Beberapa ratus korban adalah perkiraan terbaru kami yang diderita DPRK," kata pejabat itu dengan syarat anonim, menggunakan singkatan untuk nama resmi Korea Utara.

"Ini akan mencakup semuanya mulai dari ... luka ringan hingga KIA (tewas dalam pertempuran)," kata pejabat itu.

Menurut pejabat tersebut, pasukan Korut bukan tentara yang tangguh dalam pertempuran. "Mereka belum pernah bertempur sebelumnya," kata pejabat itu, menambahkan. 

Komentar pejabat tentang mengenai korban jiwa muncul setelah panglima tertinggi Ukraina Oleksandr Syrsky mengatakan Rusia telah menggunakan pasukan Korea Utara di jantung 'serangan intensif' di Kursk selama beberapa hari.

Korea Utara dan Rusia telah memperkuat hubungan militer mereka sejak invasi Moskow ke Ukraina pada Februari 2022. Pakta pertahanan penting antara Pyongyang dan Moskow yang ditandatangani pada Juni mulai berlaku awal bulan ini.

Para ahli mengatakan pemimpin Korea Utara yang bersenjata nuklir, Kim Jong-un, sangat ingin memperoleh teknologi canggih dari Rusia dan pengalaman tempur bagi pasukannya.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah menjadi pendukung utama Kyiv, dan telah menyediakan uang miliaran dolar dalam bentuk bantuan yang telah disahkan sebelum presiden terpilih Donald Trump menjabat bulan depan.

Trump telah berulang kali mengkritik bantuan AS untuk Ukraina dan mengeklaim bahwa ia dapat mengamankan gencatan senjata dalam beberapa jam. Komentar Trump telah memicu kekhawatiran di Kyiv dan Eropa tentang masa depan bantuan AS di bawah pemerintahannya.

Seorang pejabat senior pertahanan mengatakan pada Selasa bahwa tidak semua uang dari sisa 5,6 miliar dolar AS yang dapat ditarik dari saham AS dapat digunakan tepat waktu.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement