REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringatan milad ke-106 Jenderal Besar Dr. H. Abdul Haris Nasution berlangsung khidmat di Masjid Cut Meutia Menteng Jakarta Pusat, belum lama ini.
Acara yang diselenggarakan oleh Yayasan Jenderal Besar Dr. H. Abdul Haris Nasution bersama Masjid Cut Meutia ini mengusung tema Keteladanan dan Nasionalisme. Acara ini menyoroti nilai-nilai perjuangan dan semangat kebangsaan yang ditinggalkan oleh salah satu tokoh besar bangsa Indonesia.
Sejak pukul 09.00 WIB, para tamu mulai memadati Masjid Cut Meutia Jakarta Pusat. Suasana penuh penghormatan tampak dari antusiasme para peserta, yang terdiri dari keluarga besar Jenderal Besar A.H. Nasution, tokoh masyarakat, akademisi, hingga generasi muda.
Tampak hadir dalam tamu undangan, Mayjen TNI Endro Satoto Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Politik mewakili Menhan, Mayjen TNI Yudha Medi Deputi Bidang Kontra Intelijen BIN, Adhyaksa Dault, Aziz Syamsuddin, Abdul Rauf Damenta Pj. Walikota Palembang, Brigjen TNI Taufiq Shobri Waaster Kasad.
Dalam sambutannya Keluarga Besar A.H. Nasution yang diwakili oleh Eka Trisny Edyanti menjelaskan, pada hari Milad ke-106 almarhum, keluarga besar mengucapkan rasa syukur dan terimakasi atas kehadiran para tamu.
"Terima kasih atas kehadiran para tamu yang turut memberikan doa terbaik untuk Opa kami, semoga amal ibadah Opa diterima oleh Allah SWT,” ungkapnya di hadapan para undangan.
Sementara itu Ketua Umum Yayasan Masjid Cut Meutia, H. Benny Suprihartadi memberikan kesaksian atas kebaikan almarhum Jenderal Besar A.H. Nasution. “Sebagai saksi hidup, saya merasakan langsung dedikasi almarhum dalam memakmurkan Masjid Cut Meutia ini . Dan keberadaan masjid Cut Meutia, beliaulah yang menginisiasi penggunaan bekas bangunan Belanda ini sebagai masjid seperti saat ini. Hingga akhirnya, pada tahun 1987 pemerintah menghibahkan bangunan ini dijadikan Masjid Cut Meutia dan dikelola oleh Yayasan masjid Cut Meutia,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, almarhum bukan hanya negarawan, tetapi juga sosok yang sederhana dan ramah. Benny mengungkapkan, pada Jumat, jenderal besar itu menjadi perantara mualaf baru yang memeluk agama Islam. "Beliau aktif mengajak masyarakat untuk mencintai masjid dan menyebarkan nilai-nilai Islam. Tak heran, pada masa itu, beliau dikenal sebagai Jenderal Masjid.
“Alhamdulillah, hingga saat ini kita dapat menjaga dan memakmurkan masjid ini tanpa membebani negara. Yayasan Masjid Cut Meutia berupaya sekuat tenaga untuk bisa memenuhi wasiat beliau untuk memakmurkan masjid ini, dan ini menjadi bukti nasionalisme yang didoktrinkan kepada kami terus kami jalankan,” ungkapnya.
Sosok Jenderal Besar A.H. Nasution menjadi inspirasi dalam menjaga persatuan bangsa. “Beliau tidak hanya seorang pahlawan militer, tetapi juga figur keluarga dan masyarakat yang penuh cinta tanah air,” ujar Benny.