Kamis 19 Dec 2024 16:25 WIB

Keselamatan Jadi Prioritas, Pelni Perkuat Mitigasi Cuaca Ekstrem Selama Nataru

Pelni ungkap cuaca ekstrem jadi tantangan kapal-kapal dari timur ke barat

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni memperkuat langkah antisipasi menghadapi tantangan cuaca ekstrem selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Foto: Dokumen
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni memperkuat langkah antisipasi menghadapi tantangan cuaca ekstrem selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni memperkuat langkah antisipasi menghadapi tantangan cuaca ekstrem selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Direktur Utama Pelni Tri Andayani menegaskan keselamatan pelayaran menjadi prioritas utama, terutama karena cuaca buruk diperkirakan berlangsung hingga akhir Januari.

"Kemarin malam, KM Tidar sempat mengalami keterlambatan 2,5 hingga 3 jam saat menuju Tanjung Priok akibat tekanan angin laut dengan kecepatan 25 knot. Kapal-kapal dari arah timur ke barat harus menghadapi tantangan besar karena menentang angin," ujar Anda saat konferensi pers Kesiapan Pelni, Pelindo dan ASDP untuk Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Media Center Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (19/12/2024).

Anda menjelaskan semua kapal Pelni telah melewati proses docking reguler dan ramcheck yang dilakukan Kementerian Perhubungan. Anda memastikan seluruh kapal penumpang dan kapal perintis siap beroperasi dengan kondisi teknis dan alat keselamatan yang optimal.

"Alat-alat seperti lifeboat, lifejacket, dan lifebuoy tersedia untuk 145 persen kapasitas penumpang, sesuai standar SOLAS (Safety of Life at Sea)," sambung Anda.

Selain itu, ucap Anda, Pelni juga telah memasang marine evacuation system dan voyage data recorder (black box) di seluruh kapal untuk menghadapi potensi insiden tak terduga. Anda menyampaikan Pelni bekerja sama dengan BMKG melalui sistem host-to-host untuk mendapatkan data cuaca secara real-time.

"Kami memiliki operation room yang berjalan 24 jam untuk memantau cuaca, posisi kapal, dan kondisi penumpang melalui CCTV. Alat komunikasi modern seperti automatic weather station di kapal juga membantu nahkoda dalam menghadapi cuaca buruk," lanjut Anda.

Anda menyampaikan Pelni pun telah berkoordinasi dengan Pertamina untuk memastikan ketersediaan 21 ribu kiloliter BBM yang disuplai dari delapan titik di Indonesia. Penjualan tiket juga diperluas hingga ke daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP) untuk memudahkan akses masyarakat.

"Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang dan keterlambatan akibat cuaca, Pelni telah menambah rute, deviasi, dan frekuensi perjalanan di sejumlah kapal," ucap Anda.

Anda menambahkan Pelni juga berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk memastikan seluruh operasional berjalan lancar. Anda menegaskan pentingnya kolaborasi dengan semua pihak untuk menjaga keamanan dan kenyamanan penumpang selama Nataru.

"Dengan mitigasi yang telah kami lakukan, kami berharap masyarakat dapat menikmati perjalanan dengan aman dan nyaman," kata Anda.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement