Kamis 19 Dec 2024 22:33 WIB

Produktif Saat Tertekan: Solusi atau Pelarian?

Perempuan dinilai lebih bisa menjalani aktivitas meskipun sedang memikul beban berat.

Wanita sedang bekerja (ilustrasi). Menjadikan masalah sebagai sumber penghasilan untuk bertahan hidup adalah salah satu bentuk penerimaan terhadap masalah yang dihadapi.
Foto: Republika/Mardiah
Wanita sedang bekerja (ilustrasi). Menjadikan masalah sebagai sumber penghasilan untuk bertahan hidup adalah salah satu bentuk penerimaan terhadap masalah yang dihadapi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika masalah berat menerpa, sering kali kita mencari cara untuk menghadapinya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu strategi yang terkadang dipilih adalah meningkatkan produktivitas secara drastis.

Tujuannya mungkin untuk mengalihkan perhatian dari masalah, merasakan pencapaian di tengah kesulitan, atau bahkan membuktikan bahwa kita "baik-baik saja". Namun, apakah produktivitas yang berlebihan ini merupakan solusi yang sehat dan berkelanjutan?

Baca Juga

"Saya melihat banyak yang kuat menjalani itu, semacam mengatasi masalah yang di hadapi dalam bentuk produktivitas tertentu, misal dia menerima kondisi itu dan melihat apa yang bisa dimanfaatkan dari kondisi itu," kata Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Prof Dr Bagus Takwin M Hum pada Kamis (19/12/2024).

Ia mengatakan menjadikan masalah sebagai sumber penghasilan untuk bertahan hidup adalah salah satu bentuk penerimaan terhadap masalah yang dihadapi dan menyadari itu bagian dari hidupnya. Bagus mengatakan secara biologis perempuan bisa lebih tahan terhadap masalah hingga yang menyangkut masalah mental. Hal ini juga karena pengaruh sosial yang menuntut perempuan harus mengikuti aturan sehingga tidak bisa berdaya untuk tubuhnya sendiri.

Bagus mengatakan perempuan lebih bisa menjalani aktivitas meskipun sedang memikul beban berat dibandingkan pria dalam menghadapi masalah. Salah satunya dengan bertahan agar tetap hidup dan memanfaatkan situasi untuk menutupi kekurangan.

Dengan menjalani hobi yang ditekuni, Bagus mengatakan hal itu bisa menjadi uang yang bisa memenuhi kebutuhannya dalam menjalani masa sulit. "Bisa bersosialisasi, bisa bantu teman mengatasi masalah, tapi tentu kondisi situasi perempuan di medan ranjau harus diperbaiki, yang dia harus ini harus itu, tapi justru situasi itu yang menguatkan perempuan," kata dia.

Dalam menghadapi masalah mental, Bagus mengatakan perempuan harus didorong untuk lebih mau mengungkapkan perasaannya dan dibantu dengan memfasilitasi layanan psikologis. Selain itu juga harus ada dukungan sosial bersama agar perempuan memiliki tempat untuk mengatasi persoalan.

"Malu, enggan mengungkapkan masalah yang dialami itu persoalan nggak hanya wanita, pria juga, tapi kalau perasaannya diisi terus dengan emosi lama-lama meledak, kita dorong untuk mencari teman mengungkapkan perasaan," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement