REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak hanya ahli dalam bidang ilmu hadits atau fikih, Said bin al-Musayyib juga masyhur sebagai seorang penakwil mimpi. Keahliannya itu dijelaskan adz-Dzahabi.
Menurutnya, Said bin al-Musayyib adalah orang yang paling berkompeten dalam menafsirkan mimpi. Said mempelajari (takwil mimpi) dari Asma binti Abu Bakar. Adapun Asma sendiri mempelajari hal itu dari ayahnya.
Ibnu Sa'ad dalam Ath-Thabaqat menuturkan beberapa penafsiran mimpi yang dilakukan Ibnu al-Musayyib. Seseorang mengaku pernah mimpi bertemu dengan Khalifah Abdul Malik bin Marwan.
Lantas, dalam mimpinya itu lelaki tersebut mendorong sang khalifah hingga tersungkur ke tanah dan melukainya. Penguasa tersebut kemudian diikat dengan tali sebanyak empat ikatan.
Said bin al-Musayyib lalu berkata, “Aku tidak akan memberitahukannya (tafsiran mimpi itu) kepadamu walaupun engkau telah memberitahukan perihal mimpi ini kepadaku.”
Selang beberapa waktu kemudian, Ibnu Zubair juga mengaku bermimpi yang persis seperti mimpi si lelaki itu.
Akhirnya, Ibnu al-Musayyib mengungkapkan takwilnya. “Jika memang mimpinya benar seperti apa yang engkau utarakan, maka Ibnu Zubair akan dibunuh oleh Abdul Malik bin Marwan. Adapun Abdul Malik sendiri akan melahirkan empat orang putra yang semuanya kelak menjadi khalifah.”
Ketika tafsiran mimpi itu sampai ke telinga Abdul Malik, raja dari Dinasti Umayyah itu sangat senang.
Cucu Rasulullah SAW, Hasan bin Ali, pernah bermimpi, seolah-olah terdapat tulisan Qul Huwallahu Ahad pada kedua matanya.
Lantas, cerita tentang mimpi itu disampaikan kepada Ibnu al-Musayyib. Sang alim pembesar tabiin itu berkata, “Jika memang mimpinya benar seperti yang diceritakan itu, katakanlah kepadanya (Hasan) bahwa dirinya tidak akan hidup lebih lama lagi.” Benar saja, beberapa hari sesudah mengalami mimpi itu saudara Husain bin Ali tersebut meninggal dunia.
View this post on Instagram
Kepakaran Said ibnu al-Musayyib