REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bahwa bandara kini harus menjadi lebih dari sekadar fasilitas penerbangan. Menurutnya, bandara bisa menjadi destinasi gaya hidup, menawarkan kenyamanan, dan bahkan daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
"Bandara di seluruh dunia sekarang berubah. Mereka tidak lagi hanya tempat naik pesawat, tapi jadi pusat kenyamanan dan juga daya tarik publik. Contohnya, lihat saja Bandara Changi di Singapura yang jadi destinasi tersendiri," ujar Erick saat meninjau Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Jumat (20/12/2024).
Erick memuji langkah inovasi yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura di berbagai bandara Indonesia, termasuk Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali dan Terminal 3 Soetta. Menurutnya, ini adalah bukti bahwa BUMN seperti InJourney Airports berkomitmen memberikan pelayanan publik yang lebih luas, tak hanya fokus pada keuntungan finansial.
"Bahkan saat pandemi, bandara kita tetap beroperasi untuk melayani publik, sementara negara lain banyak yang tutup. Itu bukti bahwa BUMN kita selalu hadir di tengah masyarakat," kata Erick.
Erick juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara tanggung jawab sosial dan stabilitas keuangan. Dalam setiap kebijakan, Erick selalu menekankan bahwa BUMN tidak hanya mengejar untung, tetapi juga mengedepankan akuntabilitas tinggi. Dengan pendekatan ini, ia berharap BUMN bisa terus menjadi tulang punggung pembangunan nasional.
“Stabilitas korporasi itu penting. Kalau korporasi tidak sehat, pelayanan publik bisa terganggu. Kita sudah lihat contoh di negara lain," tegasnya.
Melalui pendekatan yang komprehensif ini, Erick berharap BUMN dapat terus menjadi pilar penting dalam mendukung pembangunan nasional, sekaligus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Transformasi konsep bandara dan layanan transportasi lainnya menjadi salah satu contoh nyata dari komitmen tersebut.
"Artinya, hal ini sejalan dengan kegiatan korporasi dan masyarakat. Ini yang kita harapkan, bagaimana kita melayani sektor-sektor penting, tidak hanya menjalankan penugasan negara, tetapi juga dengan akuntabilitas tinggi dalam menjalankan korporasi," kata Erick.