REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istana Golestan berdiri di atas lahan seluas 5,3 hektare di Tehran, Iran. Pada 2013, UNESCO menggolongkannya sebagai salah satu warisan peradaban dunia.
Istana Golestan dibangun sebagai sebuah benteng (arg) sejak zaman Dinasti Safavid pada abad ke-16 M. Wangsa tersebut kemudian digantikan oleh Dinasti Qajar pada akhir abad ke-18.
Sultan Agha Muhammad Khan (1742-1797) menetapkan Tehran sebagai ibu kota kerajaannya. Arg Golestan lantas diubah area bangunan ini menjadi tempat tinggal diri dan keluarganya.
Pada 1865, kerajaan menyewa jasa arsitek kenamaan, Haji Ab ol Hasan Mimar Navai. Istana Golestan kemudian dipercantik dengan hamparan taman-taman yang indah, beserta kolam air mancur dan pepohonan yang rindang.
Hal itu sesuai dengan julukan Tehran sendiri sebagai “Kota Seribu Taman". Sampai tahun 1925, raja-raja Wangsa Qajar selalu menghuni istana tersebut secara turun-temurun.
Ketika Iran dipimpin Dinasti Pahlavi, fungsi Istana Golestan sedikit berubah menjadi tempat perjamuan resmi tamu-tamu negara. Bagaimanapun, beberapa struktur di dalamnya, seperti Istana Niavaran, tetapi dijadikan sebagai tempat tinggal raja.