REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momentum istimewa terjadi dalam acara wisuda Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) yang disiarkan melalui akun Instagram TvMuhammadiyah. Salah seorang wisudawan berprestasi, Yudi Febrianto Samosir, A.Md., menyampaikan kisahnya yang menyentuh tentang pengalaman sebagai mahasiswa non-Muslim di lingkungan universitas berbasis Islam.
Dalam pidatonya, Yudi mengungkapkan, awalnya banyak tantangan yang ia hadapi ketika memutuskan untuk berkuliah di UMSU, terutama dalam hal adaptasi dengan lingkungan yang berlandaskan agama Islam. Sebagai seorang Kristen yang termasuk dalam kelompok minoritas, ia sempat dihadapkan pada berbagai stigma negatif dari orang-orang di luar kampus. Banyak yang mengkhawatirkan dirinya akan mengalami diskriminasi, diasingkan, atau dipersulit dalam berbagai kegiatan kampus.
Namun, semua kekhawatiran itu tidak terbukti. Yudi menegaskan bahwa pengalaman berkuliah di UMSU justru mematahkan semua stigma tersebut. “Saking nyamannya saya di UMSU, saya sampai hafal lagu Sang Surya, kalimat syahadat, Al-Fatihah, dan tata cara memandikan serta menshalatkan jenazah secara Muhammadiyah,” ungkap Yudi.
Meski mendalami beberapa praktik ajaran Islam, Yudi menegaskan bahwa tidak ada satu pun pihak di UMSU yang memaksanya untuk mengikuti agama Islam. Sebaliknya, agama Kristen yang dianutnya sangat dihormati oleh seluruh sivitas akademika. "Jika semua orang di luar sana sama seperti di UMSU, maka kami akan nyaman menjadi Kristen Muhammadiyah," ujarnya.