REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Anwar Iskandar membantah adanya keabsahan pelaksanaan Muktamar Luar Biasa (MLB) NU yang mengemuka akhir-akhir ini. Karena, menurut Kiai Anwar, MLB ini tidak memenuhi syarat sebagaimana AD/ART organisasi.
"Kalau di media diisukan ada pelaksanaan MLB di Surabaya dan akan ditutup di Jombang, dan dihadiri oleh setiap PW, kemudian Cabang, kemudian akan silaturahim kepada sesepuh, maka itu sebuah kebohongan belaka," ujar Kiai Anwar dalam keterangan persnya, Senin (23/12/2024).
Dia menjelaskan, terdapat kecacatan dalam penyelenggaraan MLB ini. Pertama, MLB tidak melibatkan PBNU. Kedua, MLB harus diikuti 50 persen lebih dari Pengurus Cabang NU (PCNU) atau Pengurus Wilayah NU (PWNU) di seluruh Indonesia.
"Dan nyatanya 100 persen dari cabang dan PW seluruh Indonesia menyatakan menolak adanya Muktamar Luar Biasa," ucap Ketua Umum MUI Pusat ini.
Selain itu, menurut Kiai Anwar, pada acara itu seluruh PC dan PWNU se-Jawa Tengah juga menyatakan menolak adanya MLB yang tidak sejalan dengan peraturan organisasi tersebut.
Sementara itu, Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) menganggap MLB NU tersebut sebagai lelucon. Pasalnya, berdasarkan hasil penelusuran Gus Fahrur, sampai saat tak ditemukan satu pun cabang NU yang mendukung acara tersebut.
"Ini organisasi besar. Ini organisasi mapan. Masak bikin acaranya melalui zoom, daring. Aneh," kata Gus Fahrur dalam keterangannya di Jakarta, Senin (23/12/2024)
Gus Fahrur menduga tujuan dibalik wacana MLB ini sebagai pembentukan opini. Pada taraf selanjutnya, manuver ini bertujuan untuk mendegradasi atau membuat kesan bahwa kepemimpinan ketua umum PBNU saat ini, KH Yahya Cholil Staquf, tidak solid.