REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Dewi Motik Pramono tidak hanya dikenal sebagai pengusaha sukses dan tokoh perempuan inspiratif, tetapi juga karena kepeduliannya terhadap pelestarian sejarah. Untuk memperingati Hari Ibu, Dewi Motik menyerahkan arsip pribadinya kepada Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Langkah ini diharapkan dapat memotivasi perempuan Indonesia lainnya untuk turut melestarikan sejarah perjuangan mereka. Arsip-arsip ini tidak hanya menjadi bagian penting dari sejarah bangsa, tetapi juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus berkarya dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Ketua Kongres Wanita Indonesia (Kowani) periode 2009-2014 ini percaya, sejarah tidak bisa diulangi lagi dan itu akan diarsipkan sebagai masa depan bangsa. "Maka, semua pekerjaan kita yang baik, sebaiknya didokumentasi. Jadi, niat saya di sini, mari kita semua kaum wanita Indonesia yang mempunyai nilai dari apa yang dikerjakan, kita arsipkan sehingga semua orang bisa tahu," kata Dewi Motik di Gedung ANRI, Jakarta Selatan, Senin (23/12/2024).
Dewi menekankan pentingnya perempuan sadar akan pentingnya arsip sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari untuk didokumentasikan sebagai sejarah yang bisa menjadi pembelajaran bagi generasi masa depan bangsa. "Dokumentasi itu sangat penting, dan perlu diarsipkan, dibuat menjadi sejarah negara kita. Kebetulan, saya dari kecil selalu mendokumentasikan apapun, surat cinta saya saja, diary (buku harian), saya ngomong sama Allah, saya tulis di dalam diary saya, jadi, dari tahun ke tahun diary saya itu penuh dengan cerita-cerita," kata dia.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala ANRI Imam Gunarto mengajak para tokoh perempuan di Indonesia untuk mengikuti jejak Dewi Motik menyerahkan arsipnya agar generasi ke depan depan dapat mempelajari pengalaman-pengalaman yang baik dan bermanfaat. "Kami mengundang dan memohon untuk para tokoh-tokoh Indonesia, tokoh-tokoh wanita khususnya, untuk mengikuti jejak Ibu Dewi Motik menyerahkan arsipnya ke ANRI, agar nanti anak-anak cucu kita bisa belajar dan memberikan inspirasi yang mendalam tentang kehebatan para tokoh wanita Indonesia," ujar Imam.
Menurut dia, Hari Ibu juga menjadi momen yang tepat bagi kaum perempuan untuk terus menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat. "Di Hari Ibu, kita tidak hanya memperingati, tetapi betul-betul melaksanakan penghayatan dan penghormatan kepada ibu dalam kehidupan kita sehari-hari. Hari ini, di sini juga hadir berbagai tokoh perempuan yang menginspirasi tidak hanya bagi ibu, tetapi juga bagi bapak," kata dia.
Arsip pribadi Demono yang diserahkan ke ANRI berupa kumpulan dokumentasi dengan 14 kategori yang menceritakan perjalanan kariernya, dimulai pada ajang pemilihan Abang None Djakarta tahun 1968, sebagai Top Model tahun 1974, sebagai pendiri Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia tahun 1976, Puteri Ayu tahun 1981–1984, dan Ketua Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) periode 2009 hingga 2014. Selain itu, arsip yang diserahkan tersebut juga mencatat pengalaman Dewi sebagai pendiri sekolah TK dan SD Ar-Rahman Motik tahun 1985, pendiri dan pengelola Lembaga Pendidikan Keterampilan dan Kewirausahaan (LPKK) Demono tahun 1989, sebagai pelukis dan pendidik dari tahun 1992 hingga tahun 2000, serta sebagai penulis sembilan buku termasuk yang berjudul 75 Inspirasi Dewi Motik Pramono, juga kategori Demono bersama tokoh negara, tokoh global, dan Presiden RI.