Senin 23 Dec 2024 17:14 WIB

Wisatawan Diimbau Hindari Area Rawan Bencana Selama Libur Nataru

Wisatawan diimbau waspada terhadap potensi cuaca ekstrem.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan / Red: Satria K Yudha
Wisatawan mengunjungi air terjun Tumpak Sewu di Ampelgading, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (7/12/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Wisatawan mengunjungi air terjun Tumpak Sewu di Ampelgading, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (7/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengimbau wisatawan untuk menjauhi area rawan bencana di Jawa Barat selama masa libur natal dan tahun baru 2025. Hal ini perlu dilakukan mengingat adanya potensi cuaca ekstrem selama libur Nataru.

Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengimbau wisatawan yang hendak berkunjung ke tempat wisata untuk terlebih dahulu mengecek prakiraan cuaca. Hal itu dilakukan untuk mempersiapkan pakaian dan alat penunjang saat berada di lokasi.

Baca Juga

Selain itu, wisatawan pun diimbau mengikuti arahan dari pengelola destinasi wisata terkait kondisi cuaca. Ia menyebut beberapa tempat wisata mungkin menerapkan sistem buka-tutup destinasi untuk mencegah risiko akibat cuaca ekstrem.

"Hindari area rawan bencana, sebaiknya hindari destinasi yang berpotensi rawan bencana seperti curug atau sungai, demi keselamatan bersama," ucap dia, Senin (23/12/2024).

Ia melanjutkan wisatawan pun diimbau waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Apabila cuaca semakin memburuk maka segera untuk mencari tempat berlindung yang aman. Wisatawan juga diingatkan untuk menggunakan alas kaki yang tidak licin dan peralatan keselamatan lainnya jika diperlukan, terutama saat mengunjungi area dengan medan yang licin atau berbahaya.

Sementara itu, bagi pengelola wisata agar terus memantau kondisi cuaca, memastikan fasilitas keamanan seperti jalur evakuasi dan rambu-rambu di area wisata, termasuk untuk mengecek kondisi pohon besar, reklame, atau struktur lain yang berisiko roboh akibat angin kencang.

"Tutup sementara akses ke area berisiko seperti sungai dan curug atau rawan banjir atau arus deras mendadak. Jalur pendakian yang rawan longsor atau licin dan beri tanda peringatan di area yang dianggap berpotensi bahaya," ungkap dia.

Pengelola wisata juga harus menyiapkan tim tanggap darurat dengan perlengkapan yang memadai untuk situasi seperti evakuasi atau penanganan kecelakaan, serta menutup tempat wisata lebih awal jika cuaca memburuk pada sore hingga malam hari.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement