REPUBLIKA.CO.ID, SANAA— Angkatan Bersenjata Yaman melakukan dua operasi militer yang sukses dengan menargetkan Tel Aviv dan Ashkelon yang diduduki Israel, juru bicara militer Yaman mengatakan pada hari Senin (24/12/2024).
Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara angkatan bersenjata Yaman, mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa pasukan Yaman melakukan dua operasi melawan rezim Zionis Israel.
Juru bicara tersebut mengatakan bahwa "Kami melakukan 2 operasi militer terhadap 2 target militer musuh Israel di wilayah pendudukan Ashkelon dan Jaffa (pinggiran kota Tel Aviv).
Saree melanjutkan, "Dalam operasi pertama, sebuah fasilitas militer musuh Israel menjadi target di daerah pendudukan Ashkelon, dan dalam operasi kedua, sebuah fasilitas militer musuh Israel menjadi target di daerah pendudukan Jaffa. Kedua operasi ini dilakukan dengan 2 pesawat tanpa awak Jaffa dan, dengan rahmat Allah, mereka berhasil mencapai tujuannya."
Juru bicara angkatan bersenjata Yaman menambahkan, "Kami melanjutkan operasi militer kami terhadap musuh Israel sebagai tanggapan atas permintaan perlawanan Palestina dan seruan rakyat yang mencari kebebasan di negara kami. Operasi kami hanya akan berhenti jika agresi terhadap Gaza berhenti dan blokade dicabut."
Dalam sebuah analisis mengenai ancaman Yaman yang semakin meningkat terhadap Israel, sebuah surat kabar Israel menggambarkan situasi yang sangat kompleks, dengan menekankan bahwa Yaman bukanlah "musuh biasa".
Roket-roket Yaman yang menghantam Israel pada hari Sabtu telah membayangi Tel Aviv dan lembaga-lembaga keamanannya, surat kabar Israel Maariv menyatakan pada hari Senin, menyampaikan keprihatinan militer dan aparat keamanan penjajah itu yang terus meningkat terkait ancaman Yaman.
Menurut Maariv, pihak militer dan keamanan telah mengakui bahwa teka-teki Yaman sangat rumit, dengan mengatakan "Yaman bukan musuh biasa."
BACA JUGA: Mengapa Tentara Suriah Enggan Bertempur Mati-matian Bela Assad?
Sangat sulit untuk mengalahkan Yaman, Maariv menambahkan lebih lanjut, Al Mayadeen melaporkan. Menurut sebuah sumber keamanan, Yaman adalah tantangan yang belum pernah dihadapi "Israel" sebelumnya, dan mereka tidak tahu bagaimana cara menghadapinya.
Warga Yaman telah menyatakan dukungan terbuka mereka terhadap perjuangan Palestina melawan pendudukan Israel sejak rezim Zionis melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza pada 7 Oktober lalu, setelah gerakan perlawanan Palestina di wilayah itu melakukan serangan balasan yang dijuluki Operasi Badai Al Aqsa, terhadap entitas penjajah tersebut.