Selasa 24 Dec 2024 18:02 WIB

Celaka Jika Remaja Bangga Dengan Kenakalan Saat Tahun Baru

Jangan menganggap enteng dengan dosa-dosa kecil.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi dosa dan maksiat
Foto: Dok Republika
Ilustrasi dosa dan maksiat

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebentar lagi libur tahun baru tiba, agama mengajarkan umat manusia termasuk anak-anak dan remaja untuk tidak berbuat nakal, maksiat dan dosa. Para ulama juga mengimbau untuk tidak mengisi malam pergantian tahun atau tahun baru dengan perbuatan nakal, maksiat dan dosa.

Bisa celaka jika ada manusia yang bangga dengan kenakalan, kesalahan, maksiat atau dosa yang telah diperbuatnya. Bukannya menyesali kesalahan tapi malah bangga pernah melakukan kesalahan itu.

Baca Juga

Hal ini sebagaimana dijelaskan Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam bukunya Nashaihul Ibad. Ia mengingatkan bahwa orang yang bangga dengan kesalahan, maksiat atau dosanya akan dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan ketakutan.

Syekh Nawawi al-Banteni menukil riwayat yang diriwayatkan seorang ahli zuhud tentang orang yang bangga dengan perbuatan dosanya.

"Siapapun yang merasa bangga dengan perbuatan dosanya, maka Allah SWT akan melemparkannya ke dalam neraka dalam keadaan ketakutan. Siapapun yang bersedih (khawatir) terhadap ketaatan yang telah dilakukannya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga dalam keadaan bahagia."

Ahli zuhud adalah orang yang membuang jauh atau tidak mementingkan lagi segala urusan dan kemewahan duniawi. Mereka memanfaatkan dunia hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhannya saja, tidak lebih.

Riwayat yang disampaikan ahli zuhud tersebut menunjukan bahwa siapapun yang merasa bangga dengan perbuatan dosa dan merasa senang dengan perbuatannya meskipun harus menanggung dosa, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka dalam keadaan ketakutan.

Orang yang berbuat dosa seharusnya menyesali perbuatannya, merasa bersedih dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Supaya dosanya diampuni Allah SWT.

Siapapun yang berbuat ketaatan dengan disertai perasaan sedih karena takut kepada Allah SWT, karena telah meremehkan apa yang telah diwajibkan-Nya, maka ia akan memasuki surga dengan penuh kebahagiaan.

Orang seperti itu berarti telah melakukan dua kebajikan, yaitu ketaatan dan penyesalan atas dosa yang telah diperbuatnya. Dilansir dari kitab Nashaihul Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa.

Syekh Nawawi al-Banteni juga mengingatkan agar jangan menganggap ringan dosa-dosa kecil.

Hukama adalah ahli hikmah atau makrifat, sebagian hukama meriwayatkan, "Jangan kalian menganggap ringan dosa-dosa kecil karena sesungguhnya dari situlah lahirnya dosa-dosa besar."

Bahkan kemurkaan atau azab dari Allah, kadang-kadang ditimpakan karena sebab dosa yang kecil.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement