Selasa 24 Dec 2024 18:39 WIB

Pengakuan Sarjana Barat tentang Beda Toleransi Antara Islam dan Kristen  

Islam adalah agama yang sangat menekankan toleransi

Umat Islam berjalan memasuki Masjid Nurul Hikmah (kiri) yang berhadapan dengan Gereja Injil Tanah Jawa (GITJ) (kanan) di Dukuh Pekoso, Desa Tempur, Keling, Jepara, Jawa Tengah, Jumat (15/4/2022). Meski masjid dan gereja tersebut saling berhadapan, warga setempat tetap menjalankan ibadah tanpa saling mengganggu serta hidup rukun dan saling menghargai.
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Umat Islam berjalan memasuki Masjid Nurul Hikmah (kiri) yang berhadapan dengan Gereja Injil Tanah Jawa (GITJ) (kanan) di Dukuh Pekoso, Desa Tempur, Keling, Jepara, Jawa Tengah, Jumat (15/4/2022). Meski masjid dan gereja tersebut saling berhadapan, warga setempat tetap menjalankan ibadah tanpa saling mengganggu serta hidup rukun dan saling menghargai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Jawaban atas pertanyaan ini disampaikan Pakar sejarah dari Georgetown University Washington, John L Esposito, dalam karyanya berjudul What Everyone Needs to Know About Islam.

Terlepas dari contoh baru-baru ini tentang Taliban di Afghanistan dan konflik sporadis antara Muslim dan Kristen di Sudan, Nigeria, Pakistan, dan Indonesia, secara teologis dan historis Islam memiliki catatan panjang tentang toleransi. Alquran dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa tidak ada paksaan dalam agama.

Baca Juga

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam).” (lihat QS Al-Baqarah: 256).

Allah SWT tidak menciptakan satu bangsa dan umat saja, melainkan banyak bangsa dan umat. Banyak ayat yang menggarisbawahi keragaman umat manusia. Alquran mengajarkan bahwa Allah SWT sengaja menciptakan dunia yang penuh dengan keragaman.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahamengenal.” (QS al-Hujurat ayat 13).

Umat Islam, seperti halnya umat Kristen dan Yahudi sebelum mereka, percaya bahwa mereka telah dipanggil untuk menjalin hubungan perjanjian khusus dengan Allah, membentuk sebuah komunitas orang beriman yang dimaksudkan untuk menjadi contoh bagi bangsa-bangsa lain (QS al-Baqarah:143) dalam menegakkan tatanan sosial yang adil (QS Ali Imran:110).

BACA JUGA: Terungkap Agenda Penghancuran Sistematis Gaza Hingga tak Dapat Dihuni dan Peran Inggris

Selain itu, umat Islam menganggap orang Yahudi dan Kristen sebagai "Ahli Kitab", yaitu orang-orang yang juga menerima wahyu dan kitab suci dari Tuhan (Taurat untuk orang Yahudi dan Injil untuk orang Kristen).

Alquran dan Islam mengakui bahwa para pengikut tiga agama besar Abrahamik, anak-anak Abraham, memiliki kepercayaan yang sama terhadap Tuhan yang Esa, terhadap nabi-nabi Alkitab seperti Musa dan Isa, terhadap pertanggungjawaban manusia, dan terhadap Penghakiman Akhir yang diikuti dengan pahala atau hukuman yang kekal. Semuanya memiliki harapan dan janji yang sama akan pahala yang kekal.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement