REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hedi Ben Aicha dalam artikelnya untuk The Journal of Library History, menggambarkan besarnya pengaruh literasi Islam di Benua Eropa pada abad pertengahan.
Spanyol dan Sisilia (kini Italia selatan) berturut-turut menjadi mercusuar peradaban. Hal itu terutama berkat keberpihakan para penguasa Muslim setempat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan kosmopolitanisme.
Tambahan pula, para sultan itu memberlakukan kebijakan yang penuh toleransi terhadap umat-umat non-Muslim. Tidak mengherankan bila banyak intelektual Kristen yang tumbuh dan bahkan menjadi pengagum kebudayaan Arab.
Ben Aicha mengutip keadaan Alvaro, seorang penganut Kristen yang hidup pada abad kesembilan. Alvaro mengeluhkan banyaknya orang Kristen di Andalusia yang lebih suka mengidentifikasi diri sebagai orang Arab.
“Banyak rekanku sesama penganut agama (Kristen) yang membaca puisi dan cerita-cerita dari Arab, mempelajari agamanya (Nabi) Muhammad dan pemikir-pemikir (Muslim). Semua itu bukan untuk menyanggahnya (Islam), tetapi mempelajari bagaimana mereka dapat mengekspresikan diri dengan lebih elegan lagi seturut kebudayaan Arab. Di mana lagi kita sekarang mendapati seseorang membaca teks-teks berbahasa Latin tentang Kitab Suci (Kristen)?” tutur dia, sebagaimana dikutip Ben Aicha (1986).
Menerjemahkan Alquran