Rabu 25 Dec 2024 12:17 WIB

Selamat Hari Ibu

Jasa ibu tidak akan tergantikan oleh apa pun.

ILUSTRASI Akhlak yang baik merupakan perhiasan seorang Muslim. Ilustrasi Muslimah. Ilustrasi ibu dan anak
Foto: freepict
ILUSTRASI Akhlak yang baik merupakan perhiasan seorang Muslim. Ilustrasi Muslimah. Ilustrasi ibu dan anak

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Sri Sabbahatun 

“Letakkanlah dia (Musa) di dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia ke sungai (Nil), maka, biarlah (arus) sungai itu membawanya ke tepi,  dia akan diambil oleh (Fir‘aun) musuh-Ku dan musuhnya. Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang dari-Ku dan agar engkau diasuh di bawah pengawasan-Ku, ketika saudara perempuanmu berjalan (untuk mengawasi dan mengetahui berita), dia berkata (kepada keluarga Fir‘aun), bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya ? maka, Kami mengembalikanmu kepada ibumu agar senang hatinya dan tidak bersedih..” (39-40 Thaha).

Ayat tersebut merupakan wahyu Allah SWT kepada ibu Nabi Musa yang menyuruh meletakkan bayi Nabi Musa di dalam peti kemudian dihanyutkan ke sungai Nil agar diambil dan diasuh oleh Fir`aun yang kemudian dikembalikan kepada ibunya lagi untuk diasuh ibu kandung Nabi Musa sendiri. 

Ini menunjukkan betapa perjuangan seorang ibu demi menyelamatkan putranya. Seorang ibu akan melakukan apapun demi keselamatan putra putrinya. Ibu Nabi Musa adalah wanita kuat dan tangguh, dengan berani dan tekadnya menghanyutkan bayi Nabi Musa di laut atas perintah Allah SWT. Maka tidak heran jika Nabi Musa menjadi Nabi yang kuat dan tangguh seperti ibunya. Menjadi Nabi Ulul Azmi, semua itu berkat perjuangan ibunya. 

Kisah lainnya salah seorang ibu hebat yaitu Ummu Sulaim yang memiliki nama lain Rumaisha, seorang sahabat wanita dari kalangan sahabat Rasulullah SAW. Ummu Sulain merupakan ibu dari sahabat mulia, Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Beliau dikenal sebagai wanita yang cerdas dan memiliki akhlak yang baik, sifat keibuan, penuh kehati-hatian dalam bersikap, dewasa, penyabar dan juga pemberani. Ummu Sulaim juga termasuk golongan kaum Anshar pertama yang menyatakan diri masuk Islam. 

Semenjak memeluk Islam, Ummu Sulaim selalu mengajarkan tentang kalimat tauhid kepada putranya, menanamkan pondasi keimanan,  mengajarkan bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan Muhammad adalah utusan Allah. Ummu Sulaim mengasuh dan mendidik putranya hingga rasa cinta yang begitu mendalam terhadap Nabi Muhammad tumbuh pada diri Anas sehingga Anas sangat mengagumi dan mencintai Rasulullah Muhammad sehingga ketika sang ibunda menjadikan dirinya “hadiah” bagi Rasulullah, Anas menerimanya.  

Pola asuh Ummu Sulaim menjadikan Anas sebagai pribadi yang cerdas dan matang sehingga  di usia dini Anas melayani Nabi Muhammad SAW.  Ketika Rasulullah SAW. ke Madinah saat Anas berumur 10 tahun Ummu Sulaim segera mendatangi Rasulullah bersama Anas : “Wahai Rasulullah, sungguh orang-orang anshar dan perempuan-perempuan anshar telah memberimu hadiah kecuali aku, dan aku tidak menemukan sesuatupun untuk dapat aku hadiahkan kepadamu kecuali hanya anak laki-lakiku (ini). Maka terimalah dariku. Dia akan melayani keperluanmu.”

Seketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanjatkan doa-doa untuk Anas,  “Ya Allah, berikanlah ia harta yang melimpah, keturunan yang banyak, dan masukkanlah ia ke surga, dan panjangkanlah umurnya.”  Sejak saat itu Anas resmi menjadi pelayan Rasulullah hingga beliau wafat saat Anas masih berumur 20 tahun. 

Berkat doa Rasulullah tersebut Anas memiliki beberapa keistimewaan yaitu usia yang panjang, anak yang banyak, harta yang melimpah, dan ilmu yang luas.  Sejarah mencatat Anas sebagai salah seorang sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah. Selain itu Anas bin Malik mendidik ulama-ulama hebat dalam sejarah seperti  Hasan Al-Bashri, Ibnu Sirin, Asy-Sya’bi, Abu Qilabah, Makhul, Umar bin Abdul Aziz, Tsabit Al-Bunani, Ibnu Syihab Az-Zuhri, Qatadah As-Sadusi, dan lain-lain. Anas sahabat terakhir yang wafat di Bashrah setelah berumur lebih dari seratus tahun.

Peran ibu terhadap putra putrinya sangat besar. Dalam  syair Hafiz Ibrahim, menyatakan, “Ibu adalah madrasah (sekolah) yang pertama, jika engkau menyiapkannya, berarti kamu menyiapkan lahirnya sebuah masyarakat yang baik budi pekertinya”.

Bahkan dalam hadist dari Abu Hurairah ketika seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW. “Kepada siapa kita berbuat baik, Rasulullah menjawab : ibumu, lalu kepada siapa, Rasulullah menjawab : Ibumu, lalu kepada siapa, Rasulullah menjawab : ibuku, lalu kepada siapa : Rasulullah menjawab : ayahmu (HR Bukhari Muslim).

Dalam hadits tersebut Rasulullah sangat menyadari betapa besarnya peranan seorang ibu kepada putra putrinya sehingga menyebut ibu tiga kali kemudian ayah. Bagaimana seorang ibu mengandung selama 9 bulan kemudian melahirkan, mengasuh dan mendidik putra-putrinya. Jasa ibu tidak akan tergantikan oleh apa pun. Jasa ibu terlalu besar untuk dibalas oleh apapun.

Jasa ibu melebihi apa pun. Tanpa ibu kita tidak akan terlahir di dunia ini, tanpa ibu kita tidak ada apa-apanya, tanpa ibu kita tidak berdaya. Terima kasih banyak ibu, doa kami putra-putrimu selalu mengiringimu, semoga Allah selalu memberkatimu, memberikan kesehatan dan kebahagiaan, terima kasih ibu…. Jasamu tak kan terbalaskan.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement