Kamis 26 Dec 2024 02:58 WIB

Bagaimana Perayaan Natal di Serambi Makkah Aceh? Begini Penjelasannya

Aparat lintas instansi dukung perayaan natal di Aceh.

Foto udara, Masjid Rahmatullah Lampuuk di Aceh Besar, Aceh, Ahad (22/12/2024). Masjid Rahmatullah Lampuuk yang terletak sekitar 500 meter dari pantai itu masih berdiri utuh setelah diterjang tsunami pada 26 Desember 2004, meski beberapa sudut bangunan rusak dan retak.
Foto: ANTARA FOTO / Irwansyah Putra
Foto udara, Masjid Rahmatullah Lampuuk di Aceh Besar, Aceh, Ahad (22/12/2024). Masjid Rahmatullah Lampuuk yang terletak sekitar 500 meter dari pantai itu masih berdiri utuh setelah diterjang tsunami pada 26 Desember 2004, meski beberapa sudut bangunan rusak dan retak.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Wakil Ketua Pelaksana Dewan Paroki Gereja Katolik Hati Kudus Banda Aceh, Baron Ferryson Pandiangan menyatakan bahwa umat Kristiani melaksanakan ibadah Natal dengan aman dan nyaman di Aceh.

"Ini menjadi momen penting bagi kami untuk menyatakan Aceh ini aman dan nyaman," kata Baron Ferryson Pandiangan di Banda Aceh, Rabu.

Baca Juga

Dirinya mengatakan, pelaksanaan natal di Aceh tanpa ada gangguan sedikitpun, sehingga mereka dapat menjalankan ibadah dengan bebas dan lancar penuh sukacita.

Baron menegaskan, bahwa selama dirinya 14 tahun di Aceh, tidak pernah mendapatkan gangguan setiap perayaan natal. Bahkan, umat juga tidak pernah merasa terganggu.

"Tidak pernah ada gangguan, Saya sudah 14 tahun di sini, hampir setiap tahun kita rayakan seperti ini. Setiap tahun kami aman dan nyaman," ujarnya.

Karena itu, dirinya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, tim pengamanan serta masyarakat sekitar yang sudah sangat toleransi.

"Terima kasih atas semua kerjasama pengamanan, masyarakat sekitar. Sangat toleran," kata Baron.

Sementara itu, Pj Gubernur Aceh, Safrizal ZA menyatakan bahwa dirinya bersama Forkopimda telah melakukan patroli dan memastikan masyarakat yang melaksanakan pelaksanaan ibadah natal berjalan aman dan tertib.

"Ini (patroli) sebagai bentuk penghormatan kita bagi yang merayakan natal 2024. Pemerintah tentu wajib menjaga semua proses berjalan lancar, baik dan tertib," katanya.

Dirinya menegaskan, pelaksanaan syariat Islam itu tidak mengganggu agama lain di Aceh. Tetapi, menghargai dan menghormati pemeluk agama lainnya. Demikian juga sebaliknya.

"Jadi kita hidup harmoni, saling harga menghargai, saling hormat menghormati semua. Sehingga berjalan dengan harmonis," demikian Safrizal ZA.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement