Kamis 26 Dec 2024 11:13 WIB

Cara Tasya Kamila Bikin Anak Cinta Matematika Sejak Kecil

Tasya Kamila membagikan pengalamannya mendidik buah hati agar menyukai matematika.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Penyanyi Tasya Kamila. Tasya membagikan cara mengajari anak agar mencintai matematika.
Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Penyanyi Tasya Kamila. Tasya membagikan cara mengajari anak agar mencintai matematika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa yang tak kenal Tasya Kamila? Penyanyi cilik yang kini menjadi seorang ibu ini ternyata memiliki tips jitu mengajarkan matematika pada anak sejak usia dini.

Tasya membagikan pengalamannya dalam mendidik buah hati agar menyukai matematika. Mantan penyanyi cilik yang menyanyikan lagu "Libur Telah Tiba" ini menyesuaikan pembelajaran dengan tahapan perkembangan anak dan memberikan stimulasi yang tepat kepada anak.

Baca Juga

"Ketika mengajarkan matematika, saya memulai dengan konsep dasar seperti membedakan mana yang lebih banyak, lebih sedikit, lebih besar, atau lebih kecil," kata Tasya sebagaimana dikutip dalam siaran pers Putera Sampoerna Foundation di Jakarta, Rabu (25/12/2024).

Dia mengatakan, ketika sudah mulai bisa berbicara, anak dapat mulai diajari berhitung mulai dari 1 hingga 20 dan kemudian secara bertahap ditingkatkan sampai 100. Menurut Tasya, pengenalan simbol angka satu sampai 10 serta penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari juga bisa dilakukan sejak dini.

Tasya mulai melatih fungsi motorik halus anaknya pada usia 3,5 tahun, antara lain dengan mengajari anak menulis. Artis yang namanya melejit lewat lagu "Aku Anak Gembala" itu mengatakan, latihan semacam itu bisa membantu ketika anak mulai belajar membaca, menulis, dan berhitung.

Tasya berusaha menyesuaikan pembelajaran dengan kesukaan sang anak agar kegiatan belajar dirasa menyenangkan. Karena anaknya suka kipas angin, ia menggunakan kipas angin sebagai alat pendukung untuk mengajarkan konsep matematika sederhana kepada sang anak. "Ketika jumlahnya lebih dari 20 dan tidak bisa dihitung dengan jari, saya ajarkan konsep mendata dengan membuat daftar. Hal ini juga melatih keterampilan problem solving-nya, misalnya ketika kipas tidak menyala atau berputar lambat, dia belajar mencari tahu penyebabnya," ia menjelaskan.

Dia menyebut anak-anak bisa belajar dari hal-hal yang mereka sukai dan orang tua dapat memberikan stimulasi agar anak bisa belajar dengan senang. Menurut dia, peran orang tua dalam memberikan stimulasi yang tepat sangat penting dalam upaya mempersiapkan anak sebelum mengikuti pendidikan formal di sekolah.

"Kegiatan sehari-hari bisa menjadi momen belajar yang berarti, terutama jika didukung oleh kehadiran dan perhatian kita sebagai orang tua. Ini menjadi dasar yang penting sebelum anak-anak memasuki pendidikan formal di sekolah, di mana mereka akan mulai bersaing dalam dunia akademis," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement