REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam memandang persoalan cinta sebagai fitrah yang diberikan Allah kepada manusia dan mustahil dipisahkan dari kehidupan. Tak terbayangkan, jika cinta itu dicabut Allah dari individu, keluarga atau dari masyarakat.
Sebagai agama sempurna bagi manusia, Islam senantiasa memperhatikan fitrah dan kecenderungan manusia. Termasuk dalam hal ini kecenderungannya pada cinta secara umum, maupun mencintai lawan jenisnya secara khusus.
Islam tidak pernah menghalangi, menghambat keinginan-keinginan manusia. Islam hanya mengarahkan dan menjaga agar manusia tetap menjadi manusia. Sebab jika tidak diarahkan maka manusia bisa jatuh ke derajat hewan, bahkan dapat lebih rendah dari itu (QS al-A'raf: 179).
Agar manusia terarah dan senantiasa berada pada garis koridornya sebagai makhluk mulia, maka Allah mengingatkan soal kecenderungan manusia ini. Telah dibuat indah bagi manusia untuk senang kepada wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda tunggangan, hewan ternak, dan sawah ladang. Semua itu adalah kesenangan duniawi. Dan Allah sebaik-baik tempat kembali (QS Ali Imran:14).
View this post on Instagram
Tiga level cinta