Kamis 26 Dec 2024 16:40 WIB

Apa Hukum Percaya Ramalan Shio dalam Islam? Ini Penjelasan MUI

Menurut MUI, semua jenis ramalan seperti shio dan zodiak termasuk kategori syirik.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Lambang shio (ilustrasi). Semua jenis ramalan termasuk shio termasuk pada kategori syirik dan dilarang dalam Islam.
Foto: Dok. Freepik
Lambang shio (ilustrasi). Semua jenis ramalan termasuk shio termasuk pada kategori syirik dan dilarang dalam Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Seiring pergantian tahun, pembahasan soal shio mulai bermunculan. Tahun 2025 dikenal dalam kalender China sebagai Tahun Ular Kayu yang disebut memiliki karakteristik introspeksi, misteri, dan kecerdasan.

Lantas bagaimana hukumnya jika seorang Muslim percaya akan shio? Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan, menegaskan semua jenis ramalan termasuk shio termasuk pada kategori syirik dan dilarang dalam Islam. Syirik sendiri diartikan sebagai perbuatan menyekutukan Allah SWT dan termasuk pada dosa besar.

Baca Juga

Ia mengatakan pelarangan ini bukan hanya untuk shio, namun juga zodiak dan berbagai bentuk ramalan lainnya. “Shio seperti halnya zodiak, sama-sama ramalan. Ramalan shio berdasarkan tahun kelahiran, sedangkan zodiak berdasarkan pada bulan dan tanggal kelahiran. Semua jenis ramalan seperti shio dan zodiak termasuk kategori syirik dan dilarang dalam Islam,” kata Amirsyah saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (26/12/2024).

Amirsyah mengatakan ramalan merupakan salah satu kebiasaan masyarakat pada zaman Jahiliyah. Kala itu, berbagai metode peramalan digunakan untuk melihat nasib dan masa depan seseorang, golongan, serta bangsa. Bahkan pada zaman Jahiliyah ada kompetisi antara peramal.

Oleh sebab itu, bagi umat Islam yang beriman, praktik ramalan apapun dilarang dan tidak boleh ditiru. “Ada banyak ayat turun dan hadits-hadits yang secara tegas melarang ramal meramal,” kata dia.

Amirsyah juga mengungkapkan Firman Allah SWT yang melarang keras praktik ramalan. Salah satunya terdapat dalam Al-Quran, Surah An-Nisa ayat 48 yang artinya:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni dosa yang selain (syirik) itu bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh dia telah berbuat dosa yang besar”. (QS An-Nisa: 48).

Untuk terhindar dari perbuatan syirik, Amirsyah mengimbau umat Islam untuk selalu menegakkan sholat agar dihindarkan dari perbuatan keji. Lalu senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT karena dengan begitu akan selalu diberikan jalan keluar terhadap segala masalah.

“Berusaha melatih diri untuk senantiasa ingat bahwa syirik itu adalah dosa yang paling besar di antara dosa-dosa yang ada dan tidak akan diampuni oleh Allah SWT. Usahakan juga untuk selalu mengingat Allah,” kata Amirsyah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement