REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Alquran surah Al-Ankabut ayat 41, ditegaskan "bahwa rumah yang paling rapuh adalah rumah laba-laba." Ayat ini menggambarkan fakta yang ada. Ketahuilah, sarang laba-laba disebut rapuh setidaknya dengan tiga alasan.
Pertama, sarangnya menjadi perangkap. Serangga yang masuk akan menjadi mangsa. Kedua, dari sisi penghuninya. Laba-laba betina akan berupaya membunuh pejantan begitu keduanya selesai hubungan seks. Ketiga, kompetisi saling meniadakan juga terjadi pada anak-anak. Telur laba-laba yang baru menetas akan saling tindih sehingga menimbulkan korban.
Dalam perkataan lain, sarang laba-laba dinilai sebagai rumah yang paling rapuh karena tidak adanya jaminan keamanan di sana. Tidak akurnya antara para pemimpin rumah. Antara anak-anaknya pun tidak harmonis.
Renungan ini berlaku tak hanya untuk keluarga, melainkan juga kehidupan berbangsa. Sebuah rumah tangga yang tidak aman, yang kepala keluarganya tidak rukun, yang anak-anaknya kacau balau merupakan rumah tangga yang rapuh. Suatu bangsa yang senantiasa dilanda ketakutan karena tidak ada jaminan keamanan.
Para elite pemimpinnya tidak hanya "tak sehati", melainkan juga berupaya saling menjatuhkan. Sebagian rakyatnya menjadi korban atas kelompok rakyat yang lain. Ini adalah bangsa yang rapuh. Oleh karena itu, bangsa tidak boleh dibiarkan seperti rumah laba-laba yang rapuh.
Untuk mewujudkan sebuah bangsa yang kuat memang sangat diperlukan jaminan keamanan. Para pemimpin pun mesti akur satu sama lain. Rakyat pun akan menyaksikan mereka dengan penuh respek, dana dapat hidup rukun serta damai.
View this post on Instagram