Kamis 26 Dec 2024 17:49 WIB

China Revisi PDB 2023 ke 17,73 Triliun Dolar AS, Kesampingkan Dampak pada 2024

China pada jalur yang tepat untuk pertumbuhan ekonomi 5 persen.

Pekerja merenovasi jembatan penyeberangan orang di Shanghai, Rabu, 9 Oktober 2024.
Foto: AP
Pekerja merenovasi jembatan penyeberangan orang di Shanghai, Rabu, 9 Oktober 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China merevisi naik produk domestik bruto (PDB) 2023 sebesar 2,7 persen menjadi 129,4 triliun yuan (17,73 Triliun dolar AS), kata seorang pejabat statistik tinggi pada Kamis (26/12/2024), saat merilis sensus ekonomi nasional kelima.

Dukungan kebijakan akhir tahun ini telah menempatkan ekonomi China pada jalur yang tepat untuk mencapai target pertumbuhan sekitar 5 persen karena aktivitas sedikit menghangat. Akan tetapi, tantangan seperti potensi kenaikan tarif AS masih membebani prospek untuk tahun depan.

Baca Juga

Kang Yi, kepala Biro Statistik Nasional, menyampaikan pernyataan tersebut pada konferensi pers di Beijing, ibu kota, seraya menambahkan bahwa pihaknya akan menerbitkan rincian lebih lanjut tentang revisi tersebut di situs webnya dalam beberapa hari ke depan.

"Ekonomi China telah bertahan dalam ujian berbagai risiko internal dan eksternal selama lima tahun terakhir, dan mempertahankan tren yang umumnya stabil sambil terus berkembang," kata Kang.

Sensus ekonomi kelima yang dilakukan selama lima tahun terakhir mencakup tiga tahun pandemi COVID-19, yang berdampak signifikan pada ekonomi, katanya. Lingkungan internasional telah menyaksikan perubahan yang mendalam dan kompleks sejak sensus sebelumnya, tambahnya.

Revisi PDB 2023 tidak akan berdampak signifikan pada tingkat pertumbuhan PDB China 2024, Lin Tao, wakil kepala biro tersebut, mengatakan dalam pengarahan yang sama.

Pada hari Kamis, Bank Dunia menaikkan perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi China pada tahun 2024 dan 2025, tetapi memperingatkan bahwa kepercayaan rumah tangga dan bisnis yang lesu, bersama dengan hambatan di sektor properti, akan terus membebaninya tahun depan.

Sensus ekonomi menunjukkan perubahan di pasar kerja China, dengan 25,6 persen lebih banyak orang bekerja di industri tersier pada akhir tahun 2023 dibandingkan pada akhir tahun 2018, tetapi industri sekunder memiliki 4,8 persen lebih sedikit karyawan.

Ketika krisis properti yang parah menghambat pemulihan ekonomi makro, karyawan pengembang properti turun 27 persen menjadi 2,71 juta pada akhir 2023 dibandingkan dengan angka tahun 2018, data sensus ekonomi menunjukkan.

Keseluruhan lapangan kerja di industri properti naik 40,2 persen menjadi 14,398 juta pada akhir tahun 2023 dibandingkan dengan angka pada akhir tahun 2018.

Industri tersier berkisar dari ritel hingga transportasi, katering, akomodasi, keuangan, dan properti, sementara industri sekunder meliputi pertambangan, manufaktur, utilitas, dan konstruksi, misalnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement