Jumat 27 Dec 2024 17:01 WIB

Pemprov Jakarta Lakukan Modifikasi Cuaca Selama Nataru, Biaya Rp 6 Miliar

Modifikasi cuaca itu dilakukan untuk mengantisipasi hujan dengan intesitas tinggi.

Rep: Bayu Adji P / Red: Satria K Yudha
Anak-anak bermain saat banjir malanda permukiman warga di Kebon Pala, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (28/11/2024). Pemprov DKI Jakarta melakukan modifikasi cuaca selama Nataru.
Foto: Republika/Prayogi
Anak-anak bermain saat banjir malanda permukiman warga di Kebon Pala, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (28/11/2024). Pemprov DKI Jakarta melakukan modifikasi cuaca selama Nataru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta melakukan operasi modifikasi cuaca selama momen Natal dan tahun baru (Nataru) 2025. Modifikasi cuaca itu dilakukan untuk mengantisipasi hujan dengan intesitas tinggi di wilayah Jakarta. 

Kasubkel Pengendalian dan Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jakarta M Thoufiq mengatakan, operasi modifikasi cuaca telah dilakukan sejak Rabu (25/12/2024). Modifikasi cuaca itu rencananya akan dilaksanakan selama tujuh haru atau hingga 31 Desember 2024. "Operasi modifikasi cuaca dilakukan mulai 25 Desember sampai dengan 31 Desember," kata dia ketika dikonfirmasi Republika, Jumat (27/12/2024). 

Baca Juga

Ia mengatakan, selama Desember 2024, Pemprov Jakarta telah melakukan tiga kali operasi modifikasi cuaca. Operasi modifikasi cuaca yang pertama dilaksanakan pada awal Desember. Sementara operasi kedua dilakukan pada pertengahan Desember. Terakhir, operasi modifikasi cuaca dilakukan hingga menjelang pergantian tahun. 

 

Menurut dia, pelaksanaan tiga kali operasi modifikasi cuaca itu setidaknya menghabiskan anggaran sekitar Rp 6 miliar. Pada pelaksanaannya yang pertama, BPBD Provinsi Jakarta mengeluarkan anggaran sekitar Rp 1,1 miliar untuk operasi modifikasi cuaca selama tiga hari, yaitu 7-9 Desember.

 

Sementara itu, pada pelaksanaan yang kedua, dibutuhkan anggaran sebesar Rp 1,5 miliar untuk operasi modifikasi cuaca selama empat hari pada 12-15 Desember. Sementara pelaksanannya yang ketiga, BPBD Provinsi Jakarta mengeluarkan anggaran sebesar Rp 2,8 miliar untuk operasi modifikasi cuaca selama tujuh hari pada 25-31 Desember. "Ditambah pajak, kurang lebih (total) Rp 6 miliar," kata dia.

Menurut Thoufiq, pelaksanaan operasi modifikasi cuaca tahap ketiga ini juga menggunakan anggaran biaya tak terduga (BTT). Pasalnya, anggaran yang tersedia di BPBD tidak mencukupi untuk membiayai pelaskanaan operasi modifikasi cuaca selama tujuh hari.  "Ada tambahan BTT. Kami mengajukan Rp 2,7 miliar, karena belum harga nego kontrak," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jakarta Isnawa Adji mengatakan, pada hari pertama operasi modifikasi cuaca tahap ketiga ini, pihaknya melakukan dua sortie penerbangan menggunakan jenis pesawat Britten Norman BN2T PK-WMN. Hal itu dilakukan untuk penyemaian ke arah Timur Laut Merak dan Tenggara Lampung dengan ketinggian sekitar 9.000 sampai 11.000 feet (ft), serta membawa natrium klorida (NaCI) 800 kg untuk satu kali sortie.

"Total penyemaian yang dilakukan yaitu 1.600kg untuk dua kali sortie. Penyemaian Rabu (25/12/2024) dilakukan pukul 12.00 WIB hingga 17.00 WIB. Alhamdulillah terlaksana dengan baik dan lancar,” ujar Isnawa. 

Isnawa melanjutkan, modifikasi cuaca yang dilaksanakan jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menindaklanjuti prakiraan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Karena itu, pada teknis pelaksanaan operasi, pihaknya berkolaborasi dengan BMKG dan PT Songo Aviasi Indonesia (SAI).

Isnawa mengatakan, kegiatan operasi ini merupakan ikhtiar bersama mengamankan Jakarta dari bencana hidrometeorologi, serta memberikan layanan rasa aman bagi masyarakat di Jakarta untuk beraktivitas.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement