REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dahulu kala, hiduplah seorang remaja yang kaya raya. Sayangnya, pemuda Muslim itu sering melalaikan perintah agama. Ia senang berpesta pora dan mabuk-mabukan bersama kawan-kawannya.
Hingga suatu ketika, usai melalui malam dengan menenggak minuman keras, si pemuda terkulai lemas. Menjelang pagi, tenaganya terkuras habis hingga melalaikan shalat Subuh.
Ia baru bangun usai masuk waktu dhuha. Sambil berjalan sempoyongan, pemuda ini berteriak-teriak memanggil budaknya.
Si budak segera datang. Pemuda ini lalu memberikan uang 4 dirham. Hamba sahaya itu disuruhnya untuk membeli buah-buahan.
Budak itu dengan sigap menjalankan perintah. Namun, dalam hatinya masih tersirat kegelisahan.
Ia merasa ingin menasihati tuannya agar berhenti mabuk-mabukan. Shalat lima waktu pun jangan sampai ketinggalan.
Apa daya, dirinya terlalu takut untuk berbicara. Sebab, majikannya itu tak segan menyiksanya apabila sudah terlampau emosi.
Di tengah perjalanan, budak tersebut berpapasan dengan seorang sufi, Manshur bin Ammar. Ulama itu masyhur lantaran doa-doanya sering mujarab. Banyak orang meminta kepada sang mursyid untuk didoakan.
Setelah menyampaikan salam, si budak terkejut karena tiba-tiba Manshur bin Ammar berkata, “Lakukanlah sedekah dengan 4 dirham.”
"Dari mana ia tahu bahwa di sakuku ada 4 dirham," batin si budak. Namun, ia langsung memberikan uang milik majikannya itu kepada sang alim untuk disedekahkan.
View this post on Instagram