Ahad 29 Dec 2024 13:32 WIB

KBRI di Seoul: tidak Ada WNI yang Jadi Korban Kecelakaan Pesawat Jeju 

Saat ini KBRI Seoul sedang berkoordinasi dengan otoritas setempat.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Petugas pemadam kebakaran dan anggota tim penyelamat bekerja di landasan pacu Bandara Internasional Muan di Muan, Korea Selatan, Ahad, 29 Desember 2024 untuk menyelamatkan dan mengevakuasi penumpang pesawat Boeing 737-800 milik Maskapai Jeju Air yang terbakar dan meledak setelah menabrak dinding usai mendarat.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Petugas pemadam kebakaran dan anggota tim penyelamat bekerja di landasan pacu Bandara Internasional Muan di Muan, Korea Selatan, Ahad, 29 Desember 2024 untuk menyelamatkan dan mengevakuasi penumpang pesawat Boeing 737-800 milik Maskapai Jeju Air yang terbakar dan meledak setelah menabrak dinding usai mendarat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul mengonfirmasi bahwa tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam insiden kecelakaan pesawat Jeju Air 7C2116 yang terjadi pada Ahad (29/12/2024).  

“Alhamdulillah tidak ada WNI yang jadi korban ataupun yang menjadi penumpang dari pesawat tersebut,” kata Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Seoul Zelda Wulan Kartika kepada Republika, Ahad (29/12/2024). 

Baca Juga

Senada, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI juga menyatakan tidak ada WNI yang menjadi korban dalam insiden maut tersebut. Kemenlu menyebut, saat ini KBRI Seoul sedang berkoordinasi dengan otoritas setempat. 

“Berdasarkan informasi informal yang didapat, tidak terdapat penumpang WNI dalam pesawat tersebut,” tulis Kemenlu dalam keterangannya. 

Kemenlu bersama KBRI Seoul memastikan untuk terus melakukan pemantauan atas kecelakaan yang terjadi di Muan International Airport, Korea Selatan tersebut. 

Dikabarkan sebelumnya, sebuah pesawat penumpang terbakar pada Ahad (29/12/2024) setelah tergelincir dari landasan pacu di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan. Badan pesawat menghantam pagar beton ketika roda pendaratan gagal terbuka. Kabar terbaru hingga pukul 12.00 WIB, sedikitnya 85 orang tewas, kata para pejabat setempat, dalam salah satu bencana penerbangan terburuk di negara itu.

Badan Pemadam Kebakaran Nasional mengatakan tim penyelamat bergegas menyelamatkan orang-orang dari pesawat penumpang Jeju Air yang membawa 181 orang, 175 penumpang dan enam kru, di Bandara Muan, sekitar 288 km di barat daya Seoul. Kementerian Perhubungan mengidentifikasi pesawat itu sebagai jet Boeing 737-800 berusia 15 tahun dan mengatakan kecelakaan itu terjadi pada pukul 9:03 pagi waktu setempat atau pukul 07.00 WIB.

Setidaknya 85 orang-46 wanita dan 39 pria-tewas dalam kebakaran itu, kata badan itu. Petugas darurat menyelamatkan dua orang, keduanya anggota awak, dan pejabat kesehatan setempat mengatakan mereka masih sadar. Mereka mengerahkan 32 mobil pemadam kebakaran dan beberapa helikopter untuk memadamkan api.

Rekaman kecelakaan yang disiarkan oleh televisi YTN menunjukkan pesawat Jeju Air meluncur melintasi landasan udara, tampaknya dengan roda pendaratannya masih tertutup, dan bertabrakan langsung dengan dinding beton di pinggiran fasilitas itu. Stasiun TV lokal lainnya menayangkan rekaman yang menunjukkan gumpalan asap hitam tebal mengepul dari pesawat yang dilalap api.

Lee Jeong-hyeon, kepala stasiun pemadam kebakaran Muan, mengatakan dalam jumpa pers di televisi bahwa petugas penyelamat terus mencari jenazah yang berserakan akibat benturan pesawat. Pesawat hancur total, hanya bagian ekor yang masih bisa dikenali di antara reruntuhan, katanya.

Petugas sedang menyelidiki berbagai kemungkinan penyebab kecelakaan, termasuk apakah pesawat ditabrak burung yang menyebabkan masalah mekanis, kata Lee. Pejabat senior Kementerian Perhubungan Joo Jong-wan secara terpisah mengatakan kepada wartawan bahwa penyidik ​​pemerintah tiba di lokasi untuk menyelidiki penyebab kecelakaan dan kebakaran.

Pejabat darurat di Muan mengatakan roda pendaratan pesawat tampaknya tidak berfungsi. Kementerian Perhubungan mengatakan pesawat itu kembali dari Bangkok dan penumpangnya termasuk dua warga negara Thailand.

Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban kecelakaan melalui unggahan di platform sosial X. Paetongtarn mengatakan dia telah memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk segera memberikan bantuan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement