Ahad 29 Dec 2024 15:20 WIB

Wamen ESDM Optimistis Kilang Dumai Penuhi Kebutuhan BBM Nasional

Swasembada energi mendorong diversifikasi energi.

Wamen ESDM Yuliot Tanjung optimistis Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) II Dumai, Riau, mampu memenuhi kebutuhan BBM nasional. (ilustrasi)
Foto: Pertamina
Wamen ESDM Yuliot Tanjung optimistis Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) II Dumai, Riau, mampu memenuhi kebutuhan BBM nasional. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung optimistis Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) II Dumai, Riau, mampu memenuhi kebutuhan BBM nasional.

"Kunjungan ke Kilang Pertamina Internasional RU II Dumai ini untuk melihat bagaimana kesiapan memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri. Jadi, untuk Kilang Dumai kapasitasnya sekitar 170.000 barel per hari, mampu memenuhi kebutuhan sekitar 16 persen dari total kebutuhan nasional. Selain Kilang Dumai, KPI mengelola lima kilang lainnya," papar Yuliot usai melakukan pertemuan dengan Direksi KPI dan manajemen Kilang Dumai di Dumai, Riau, Jumat (27/12/2024) lalu.

Baca Juga

Dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (29/12/2024), Wamen yang didampingi Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati dan Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim, mengunjungi Kilang Dumai, yang merupakan kilang terbesar ketiga di Indonesia, setelah Kilang RU V Balikpapan dan RU IV Cilacap. Kilang Dumai memproduksi Solar, Pertalite dan Avtur.

Menurut Yuliot, sistem yang ada di Kilang Dumai saat ini merupakan yang terbaik, mengingat sumber bahan bakunya berasal dari sekitar Dumai, seperti Lapangan Rokan, serta lapangan migas lainnya di sekitar Riau. Hal itu sejalan dengan program swasembada energi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto yaitu mampu memproduksi energi dari dalam negeri.

"Dari sisi swasembada energi, kita mendorong diversifikasi energi, di mana kebutuhan energi dipenuhi dari berbagai sumber energi lain. Kilang Dumai menjadi contoh yang baik karena bahan bakunya berasal dari daerah tersebut," katanya.

Wamen berharap dengan melakukan pengecekan di lapangan, bisa mengetahui apa saja permasalahan yang dihadapi dalam rangka pemenuhan energi secara nasional. Kunjungan kerja ke Kilang Dumai II, juga berkaitan dengan rencana pemerintah melaksanakan wajib pemanfaatan biodiesel 40 persen atau B40 pada 2025.

"Kami mengharapkan seluruh proses pelaksanaan B40 baik ketersediaan FAME (fatty acid methyl ester) maupun kesiapan di industri kilang bisa disinkronkan," terangnya.

Sementara itu, mengenai ketersediaan pasokan BBM selama Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, Yuliot mengungkapkan dalam kondisi aman. Kebutuhan BBM menyambut Tahun Baru 2025 diperkirakan mengalami peningkatan. Namun demikian, sejumlah upaya antisipasi telah dilakukan agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.

"Sudah dilakukan antisipasi keamanan pasokan BBM dalam bentuk ketersediaan bahan baku dan kapasitas pengolahan cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan tahun baru," tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengimbau usai periode Natal/Tahun Baru 2024/2025, perlu dilakukan persiapan ketersediaan pasokan BBM menyambut bulan Ramadan dan Idul Fitri (RAFI), yang mana kebutuhan BBM juga akan mengalami peningkatan.

"Pada bulan Februari 2025, kita akan memasuki masa RAFI, yaitu bulan Ramadan dan Idul Fitri. Jadi, waktu kita untuk mempersiapkannya sangat sempit. Saya mengingatkan agar kegiatan pemeliharaan kilang dilakukan secara cermat dan jika ada masa pemeliharaan (turn around) agar segera diantisipasi dan tidak mengganggu produksi BBM,” tegasnya.

Sedangkan, Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim mengapresiasi kerja sama yang dilakukan oleh seluruh pihak sehingga pasokan BBM selama libur Nataru berjalan baik dan lancar. "Kesiapan pasokan BBM ini patut kita apresiasi. Besar harapan kami agar pelayanan kepada masyarakat terus menerus ditingkatkan dan menjadi hal yang utama sehingga masyarakat yang memanfaatkan waktunya untuk berusaha dan liburan bersama keluarga bisa berjalan lancar. Semuanya bisa merasakan manfaat energi yang kita sediakan bersama," ungkapnya.

Direktur Operasi KPI Didik Bahagia menambahkan secara umum infrastruktur kilang dalam kondisi normal. "Rata-rata ketersediaan pasokan minyak mentah kita 17,8 hari dan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional," sebutnya.

Wamen juga mengunjungi SPBU di Pekanbaru untuk mengetahui pasokan BBM menjelang Tahun Baru 2025.

Selain dengan pengelola SPBU, Yuliot juga berdialog dengan masyarakat yang mengisi BBM dengan QR code, untuk memastikan teknologi yang dipergunakan untuk pengendalian dan pengawasan agar subsidi tepat sasaran. Masukan dari masyarakat akan menjadi pertimbangan untuk peningkatan sistem digitalisasi dan pelayanan di kemudian hari, tuturnya.

Kunjungan dilanjutkan ke PT PLN Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Sumatera. "Secara keseluruhan pasokan kelistrikan selama libur Hari Raya Natal aman. Sedangkan untuk tahun baru 2025, masyarakat yang ingin berkumpul bersama keluarga maupun bepergian ke tempat wisata tak perlu khawatir karena pasokan listrik aman," papar Yuliot.

Untuk wilayah Sumatera, daya mampu mencapai 8,3 gigawatt (GW), sedangkan kebutuhan beban puncak 6,8 GW, atau ada cadangan 1,5 GW. Turut mendampingi dalam kunjungan, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi, Staf Khusus Menteri ESDM Azhar Lubis, Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Kementerian ESDM Noor Arifin Muhammad, dan Sekretaris Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement