Ahad 29 Dec 2024 21:17 WIB

Kecelakaan Pesawat Jeju Air, Korsel Umumkan Masa Berkabung Nasional

Masa berkabung nasional berlangsung selama tujuh hari.

Petugas pemadam kebakaran dan anggota tim penyelamat melakukan evakuasi di dekat puing-puing pesawat penumpang Jeju Air 7C2216 di Bandara Internasional Muan di Muan, Korea Selatan, Ahad (29/12/2024). Pesawat Jeju Air 7C2216 yang membawa 175 penumpang dan enam kru dalam penerbangan dari Bangkok, Thailand jatuh terbakar dan meledak setelah mendarat dan kemudian menghantam tembok pembatas di bandara Internasional Muan. Data sementara 85 orang tewas dalam peristiwa itu.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Petugas pemadam kebakaran dan anggota tim penyelamat melakukan evakuasi di dekat puing-puing pesawat penumpang Jeju Air 7C2216 di Bandara Internasional Muan di Muan, Korea Selatan, Ahad (29/12/2024). Pesawat Jeju Air 7C2216 yang membawa 175 penumpang dan enam kru dalam penerbangan dari Bangkok, Thailand jatuh terbakar dan meledak setelah mendarat dan kemudian menghantam tembok pembatas di bandara Internasional Muan. Data sementara 85 orang tewas dalam peristiwa itu.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Sementara Korea Selatan Choi Sang-mok mengumumkan masa berkabung nasional atas kecelakaan pesawat Jeju Air, Ahad (19/12/2024). Kecelakaan tersebut yang menewaskan sedikitnya 177 orang dan dua orang masih hilang, menurut kantor kepresidenan.

Pengumuman tersebut disampaikan saat pertemuan darurat yang diadakan beberapa jam setelah insiden. Sebuah pesawat penumpang Jeju Air yang membawa 181 orang mendarat darurat dan meledak di bandara di Muan, di barat daya Korea Selatan. Dua anggota kru selamat dari insiden tersebut.

Baca Juga

"Kami menyampaikan belasungkawa dan simpati yang terdalam kepada keluarga yang ditinggalkan oleh mereka yang kehilangan nyawa dalam tragedi yang tidak terduga ini," kata Choi.

Dia mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari, yang berlaku mulai Ahad hingga tengah malam Sabtu. Choi juga menetapkan Muan sebagai zona bencana khusus, menjadikannya memenuhi syarat untuk mendapatkan dukungan negara.

"Kami akan memberikan semua bantuan yang diperlukan untuk upaya pemulihan, dukungan untuk keluarga yang berduka, dan perawatan medis bagi yang terluka," tambahnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Presiden sementara itu juga menginstruksikan lembaga terkait untuk mengerahkan semua sumber daya yang tersedia, termasuk peralatan, personel, dan infrastruktur.

Choi, yang juga menjabat sebagai wakil perdana menteri urusan ekonomi dan menteri keuangan, mengambil peran kepemimpinan sementara pada Jumat setelah penangguhan tugas Presiden Sementara Han Duck-soo oleh Majelis Nasional.

Han diberhentikan kurang dari dua minggu setelah mengambil alih posisi Presiden Yoon Suk Yeol pada 14 Desember. Yoon Suk Yeol dimakzulkan karena penanganan yang buruk terhadap undang-undang darurat.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement