Senin 30 Dec 2024 13:16 WIB

Indonesia Berbelasungkawa kepada Korsel Terkait Insiden Pesawat Jeju Air

Dari 181 orang yang berada di pesawat tersebut, 179 di antaranya dilaporkan tewas.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Mas Alamil Huda
Petugas pemadam kebakaran dan anggota tim penyelamat melakukan evakuasi di dekat puing-puing pesawat penumpang Jeju Air 7C2216 di Bandara Internasional Muan di Muan, Korea Selatan, Ahad (29/12/2024).
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Petugas pemadam kebakaran dan anggota tim penyelamat melakukan evakuasi di dekat puing-puing pesawat penumpang Jeju Air 7C2216 di Bandara Internasional Muan di Muan, Korea Selatan, Ahad (29/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Indonesia menyampaikan belasungkawa kepada Korea Selatan (Korsel) atas insiden kecelakaan pesawat Jeju Air 2216. Dari 181 orang yang berada di pesawat tersebut, 179 di antaranya dilaporkan tewas.

"Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Korea menyampaikan belasungkawa atas kecelakaan Jeju Air Penerbangan 2216 yang terjadi di Bandara Internasional Muan pada pagi hari tanggal 29 Desember 2024," tulis KBRI Seoul di akun X resminya, Ahad (29/12/2024)

Baca Juga

"Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada para korban dan keluarga mereka, dan berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Republik Korea untuk menyampaikan penghiburan dan doa kami selama masa sulit ini," tambah KBRI Seoul.

Kantor berita Korsel, Yonhap News Agency, telah melaporkan bahwa dari 181 orang (termasuk enam awak) yang berada dalam pesawat Jeju Air 2216, 179 di antaranya terkonfirmasi tewas. Peristiwa tersebut menjadi insiden penerbangan paling mematikan yang pernah terjadi di Negeri Ginseng.

Kecelakaan pesawat Jeju Air 2216 terjadi pada Ahad, sekitar pukul 09:00 waktu setempat. Pesawat yang bertolak dari Bangkok itu menabrak tembok beton setelah mendarat tanpa roda pendaratan di Bandara Internasional Muan di daerah Muan, Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul.

Dalam rekaman video yang beredar di media sosial, tampak pesawat masih melaju dengan kecepatan cukup tinggi setelah mendarat tanpa roda di landasan pacu Bandara Internasional Muan. Pesawat kemudian keluar dari landasan pacu, lalu menabrak dinding beton. Tubrukan keras menyebabkan pesawat meledak dan memantik kobaran api.

"Tepat setelah pukul 9 malam, pihak berwenang mengonfirmasi 179 kematian akibat kecelakaan itu dan mengatakan dua awak pesawat berhasil diselamatkan. Keduanya dibawa ke rumah sakit Seoul yang berbeda setelah menerima perawatan di rumah sakit dekat bandara," tulis Yonhap News Agency dalam laporannya.

Para pejabat Korsel meyakini kegagalan roda pendaratan, yang mungkin disebabkan oleh tabrakan dengan burung, menjadi penyebab kecelakaan tersebut. Mereka memulai penyelidikan di lokasi untuk menentukan penyebab pastinya.

Otoritas Korsel telah mengambil perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit dari reruntuhan. Dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menentukan secara presisi penyebab terjadinya insiden tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement