REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Saksi mata mengungkapkan kebiadaban pasukan Israel di Rumah Sakit Kamal Adwan saat melakukan penyerangan sejak Jumat pekan lalu. Di antara kejahatan itu, pasien ditembaki tanpa pandang bulu.
Lembaga Euro-Med Monitor mengatakan para korban yang selamat dari serangan Israel di Rumah Sakit Kamal Adwan telah memberikan “kesaksian mengerikan” tentang bagaimana pasukan Israel melakukan “pembunuhan yang disengaja, eksekusi di lapangan, serta penyerangan seksual dan fisik terhadap perempuan dan anak perempuan” di dalam dan di dekat fasilitas medis.
Seorang paramedis berusia 44 tahun menceritakan bagaimana pasukan Israel menembak mati seorang pria Palestina yang mengibarkan bendera putih serta seorang anak yang memiliki gangguan psikologis.
“Di antara kami ada lima orang terluka yang terpaksa berjalan di depan tank. Tiba-tiba mereka ditembak mati tanpa ada pertanyaan,” ujarnya dalam pernyataan resmi.
Euro-Med Monitor juga mengatakan kesaksian menunjukkan tentara Israel memaksa perempuan dan anak perempuan untuk menanggalkan pakaian mereka di bawah ancaman, penghinaan dan hinaan yang menyinggung. Beberapa perempuan dan anak perempuan juga dilaporkan mengalami pelecehan seksual.
This is the moment when Israeli occupation forces arrested patients at Kamal Adwan Hospital in the northern Gaza Strip on Friday after forcing them to remove their clothes. pic.twitter.com/FSNhHGhplF
— Quds News Network (QudsNen) December 30, 2024
Seorang perempuan mengatakan kepada tim lapangan kelompok tersebut: “Seorang tentara memaksa seorang perawat melepas celananya, lalu meletakkan tangannya di atasnya. Ketika dia mencoba melawan, dia memukul wajahnya dengan keras, menyebabkan hidungnya berdarah.”
Wanita lain melaporkan bahwa seorang tentara mengatakan kepada seorang wanita dalam kelompok mereka: “Lepaskan, atau kami akan memaksa kamu melepaskannya.”
Rumah Sakit Kamal Adwan dipandang sebagai tulang punggung layanan medis yang menyelamatkan nyawa di bagian utara Jalur Gaza karena melayani lebih dari dua pertiga penduduk Gaza bagian utara.
Dr Abu Safia, direktur rumah sakit itu ditangkap dari sana dan digunakan sebagai tameng manusia. Dia tidak bersenjata saat ditangkap. Dokter ini – sejak terjadinya genosida di Jalur Gaza – telah mempertaruhkan nyawanya untuk menjamin keberlangsungan perawatan medis penting bagi orang-orang dan pasien yang terluka parah.
Kini dengan ditutupnya Rumah Sakit Kamal Adwan, layanan medis di bagian utara Gaza menjadi berantakan, sementara penahanan Abu Safia telah memicu kecaman internasional dalam skala luas.
Selepas Kamal Adwan hancur, Aljazirah melaporkan pasukan Israel telah melakukan serangan terhadap dua rumah sakit di Gaza utara, sehingga meningkatkan serangan mereka terhadap sistem layanan kesehatan di Jalur Gaza.
Serangan Israel di lantai atas Rumah Sakit al-Wafaa di Kota Gaza menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai lainnya secara kritis, menurut pertahanan sipil Gaza. Seorang saksi di lokasi pengeboman menggambarkan melihat mayat-mayat “terkoyak-koyak”. Militer Israel mengklaim serangan itu menargetkan “pusat komando dan kendali” Hamas, namun tidak memberikan bukti yang mendukung pernyataan tersebut.
Yang terlihat di lapangan adalah peningkatan sistematis yang bertujuan untuk memberantas layanan medis dari bagian utara Jalur Gaza, yang bisa menjadi tanda niat untuk mengosongkan Gaza bagian utara dari populasinya.