Senin 30 Dec 2024 17:24 WIB

Sepasang Bayi Kembar Meninggal Kedinginan di Gaza

Sudah tujuh orang meninggal akibat kedinginan di Gaza.

Ali al-Batran, bayi berusia 30 hari, dirawat di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Gaza tengah, Ahad, 29 Desember 2024. Ali meninggal menyusul saudara kembarnya Juma pada Senin, 30 Desember 2024.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Ali al-Batran, bayi berusia 30 hari, dirawat di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Gaza tengah, Ahad, 29 Desember 2024. Ali meninggal menyusul saudara kembarnya Juma pada Senin, 30 Desember 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Seorang bayi kembali meninggal akibat kedinginan di Jalur Gaza pada Senin (30/12/2024). Ali Al-Batran yang baru berusia sebulan meninggal menyusul saudara kembarnya yang lebih dulu mati kedinginan pada Ahad.

 

Baca Juga

Kantor berita WAFA melansir, Ali adalah saudara kembar dari bayi yang juga meninggal akibat kedinginan pada Ahad, Jumaa Al-Batran. Dia adalah warga Gaza ketujuh yang meninggal karena kedinginan dalam seminggu. Enam di antara jumlah itu adalah bayi berusia empat hari hingga sebulan. 

Menurut WAFA, kurangnya ketahanan pangan di kalangan ibu telah menyebabkan munculnya kasus penyakit baru di kalangan anak-anak, yang memperburuk situasi kesehatan mengingat keadaan sulit yang dialami wilayah tersebut.

Sementara itu, Direktur Bantuan Medis di Gaza dan Gaza Utara, Muhammad Abu Afash, mengatakan bahwa anak-anak meninggal setiap hari akibat dingin yang parah dan kurangnya kebutuhan hidup seperti makanan, minuman dan susu bayi.

Abu Afash menambahkan bahwa bencana kemanusiaan yang terjadi saat ini di Jalur Gaza adalah apa yang telah diperingatkan sebelumnya. Ia memperbarui peringatan akan bahaya kesyahidan dan pembekuan seluruh keluarga di dalam tenda.

photo
Yahya al-Batran menggendong jenazah Juma (30 hari), yang meninggal karena kedinginan, di Gaza tengah, Ahad, 29 Desember 2024. Ali, saudara kembar Juma, juga meninggal kedinginan keesokan harinya. - (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Kematian akibat hawa dingin ini terjadi di tengah peringatan dari kelompok bantuan bahwa hampir satu juta warga Palestina di wilayah kantong yang dilanda perang tersebut tidak memiliki tempat berlindung yang memadai untuk bertahan hidup. Terutama di musim dingin ketika suhu bisa turun hingga 6 derajat Celsius.

Pengeboman Israel yang tiada henti berarti semakin sedikit bangunan yang masih berdiri di Gaza pada musim dingin ini. Warga Palestina, yang berulang kali terpaksa mengungsi dari serangan Israel, berlindung di tenda darurat yang terbuat dari terpal, selimut, karton, dan bahkan karung beras bekas.

Hal ini karena terpal, terpal plastik dan bahan isolasi sebagian besar tidak tersedia di Gaza.

Dewan Pengungsi Norwegia mengatakan hanya 285.000 pengungsi Palestina di Gaza yang telah menerima bahan-bahan penampungan penting pada akhir November. Hal ini menyebabkan sekitar 945.000 orang masih membutuhkan bantuan.

photo
Jenazah gadis berusia tiga minggu, Sila, tergeletak di meja otopsi saat ayahnya (kanan) melihatnya, di kamar mayat Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, 25 Desember 2024 - (HAITHAM IMAD/EPA)

Ketua UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan bahwa “selimut, kasur dan perlengkapan musim dingin lainnya telah tertahan di wilayah tersebut selama berbulan-bulan menunggu persetujuan untuk masuk ke Gaza”.

Selama 451 hari berturut-turut, pasukan pendudukan terus melancarkan ratusan serangan, penembakan artileri dan melakukan kejahatan di berbagai wilayah Jalur Gaza, melakukan pembantaian berdarah terhadap warga sipil, di tengah situasi bencana kemanusiaan akibat pengepungan, dan pengungsian. lebih dari 90 persen populasi.

Ribuan warga Palestina yang terbunuh dan terluka belum ditemukan dari bawah reruntuhan; karena penembakan yang terus menerus dan kondisi lapangan yang berbahaya, mengingat pengepungan yang ketat di Jalur Gaza, dan pembatasan ketat terhadap masuknya bahan bakar dan bantuan penting yang mendesak, untuk meringankan kondisi kemanusiaan yang membawa bencana.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement