Senin 30 Dec 2024 20:52 WIB

Terungkap dalam Rekonstruksi, Aipda Robig Tembak Gamma dalam Jarak 2,5 Meter

Aipda Robig mengaku telah memberikan peringatan lisan dan lepaskan tembakan ke udara.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Pelaku penembak pelajar hingga tewas, Aipda Robig Zainudin memperagakan adegan penembakan pelajar saat rekonstruksi kasus di Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (30/12/2024). Ditreskrimum Polda Jateng menggelar 43 adegan rekonstruksi di enam lokasi kejadian dengan menghadirkan Aipda Robig Zainudin sebagai tersangka penembakan dan 11 saksi termasuk almarhum GRO dan satu saksi lain berinisial B yang perannya digantikan, untuk mendapatkan gambaran utuh dari peristiwa penembakan tersebut.
Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Pelaku penembak pelajar hingga tewas, Aipda Robig Zainudin memperagakan adegan penembakan pelajar saat rekonstruksi kasus di Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (30/12/2024). Ditreskrimum Polda Jateng menggelar 43 adegan rekonstruksi di enam lokasi kejadian dengan menghadirkan Aipda Robig Zainudin sebagai tersangka penembakan dan 11 saksi termasuk almarhum GRO dan satu saksi lain berinisial B yang perannya digantikan, untuk mendapatkan gambaran utuh dari peristiwa penembakan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Direktorat Kriminal Umum (Ditkrimum) Polda Jawa Tengah (Jateng) telah menggelar proses rekonstruksi kasus penembakan tiga siswa SMKN 4 Semarang oleh polisi anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang, Aipda Robig Zaenudin, Senin (30/12/2024). Total 43 adegan diperagakan dalam peristiwa tersebut.

Rekonstruksi digelar di enam titik, yang tersebar di Jrakah, Jalan Pusponjolo, Jalan Simongan, dan TKP penembakan di depan minimarket Alfamart di Jalan Kalipancur, Ngaliyan, Kota Semarang.

Baca Juga

Kabid Humas Polda Jateng Artanto mengungkapkan, rekonstruksi dimulai ketika para korban dan saksi bertemu untuk merencanakan perkelahian dengan kelompok remaja lainnya."Namun perkelahian antar-kelompok tersebut tidak terjadi karena salah satu dari kelompok tersebut mengeluarkan senjata tajam atau celurit," kata Artanto kepada awak media di TKP penembakan sesuai rekonstruksi.

Dalam rekonstruksi, kelompok korban yang berinisial GRO, SA, AD, beserta teman mereka atau saksi berinsial MA, DA, NU, RA adalah kelompok yang tidak membawa senjata tajam (sajam). Artanto menyebut, ketika melihat kelompok lawannya membawa sajam, kelompok korban membubarkan diri.

"(Tapi) mereka bukan kembali bubar, mereka mengambil senjata tajam masing-masing untuk mengejar. Akhirnya terjadilah kejar-kejaran menggunakan sepeda motor yang sampai di lokasi penembakan, di mana Aipda R ini sedang melintas," ujar Artanto.

Dalam rekonstruksi digambarkan, saksi MA yang berboncengan sepeda motor dengan korban GRO dan saksi DA, mengejar sepeda motor dari BA yang berboncengan dengan MI dan VA. MA mengendarai sepeda motor vario merah. Sedangkan BA mengendarai vario putih.

Saksi NU dan RA yang mengendarai sepeda motor vario hitam mengikuti di belakang sepeda motor MA. Kemudian SA dan AD yang mengendarai vario hitam silver menyusul di belakang sepeda motor NU. Mereka mengejar sepeda motor vario putih yang ditumpangi BA, MI, dan VA.

Dalam rekonstruksi, MI membawa sajam berupa celurit. Saksi DA yang dibonceng oleh MA juga digambarkan membawa sajam. Saat momen pengejaran, sepeda motor yang ditumpangi BA, MI, dan VA, yang bergerak dari arah utara ke selatan, hampir menyerempet sepeda motor Aipda Robig, persis di depan minimarket Alfamart atau TKP penembakan.

Sepeda motor yang dikendarai BA kemudian masuk ke dalam gang di seberang Masjid Al Amin, yang lokasinya hanya beberapa meter dari Alfamart. Setelah itu, ketiga sepeda motor yang ditumpangi MA, GRO, DA, NU, RA, SA, dan AD memutar arah.

Ketika hampir terserempet, Aipda Robig tidak melanjutkan perjalanan, tapi menunggu di seberang Alfamart. Saat melihat tiga motor yang mengejar BA, MI, dan VA, memutar arah, Aipda Robig memakirkan sepeda motor Nmax-nya ke tengah jalan dalam posisi melintang. Dia kemudian turun, berjalan beberapa langkah, lalu melakukan penembakan.

Sebelum melakukan penembakan, Aipda Robig, yang turut dihadirkan dalam rekonstruksi, mengklaim telah memberi peringatan lisan dengan meneriakkan kata "polisi". Dia pun mengklaim melepaskan tembakan peringatan ke udara.

Sepeda motor pertama yang ditembak Aipda Robig adalah yang ditumpangi MA, GRO, dan DA. Peluru mengenai pinggul kanan Gamma atau GRO dan menyebabkan remaja berusia 17 tahun itu tewas. Ketika rekonstruksi, tim penyidik Ditkrimum Polda Jateng turut mengukur jarak penembakan. Aipda Robig menembak sepeda motor korban dari jarak 2,5 meter.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement