Selasa 31 Dec 2024 12:49 WIB

Tenaga Medis Sedunia Desak Pembebasan Dr Hussam Abu Safiya

Israel sudah membunuh lebih dari seribu tenaga medis di Gaza.

Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan Dr Hussam Abu safiya.
Foto: Twitter/X
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan Dr Hussam Abu safiya.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Petugas kesehatan di seluruh dunia meramaikan media sosial dengan tuntutan pembebasan direktur Rumah Sakit Kamal Adwan dr Hussam Abu Safiya. Ia ditangkap Israel selepas penggerebekan di Kamal Adwan dan dikabarkan dibawa ke kamp tahanan paling brutal Israel.

Pada dokter dan petugas medis menggunakan hashtag #FreeDrHussamAbuSafiya. “Saya menyerukan pembebasan segera Dr. Hussam Abu Safiya. Dia diculik oleh pasukan Israel. Saya menyerukan perlindungan terhadap rumah sakit dan pekerja medis di Gaza. Dan mengakhiri genosida,” kata dr Yipeng Ge, dari Kanada, Selasa.

Baca Juga

Dr Abu Safiya yang berusia 51 tahun lantang melawan kekejaman Israel di utara Gaza. Ia pasang badan melindungi pasien-pasien di RS Kamal Adwan yang coba diusir sejak beberapa pekan ini. 

Pada Jumat pekan lalu, pasukan Israel akhirnya merangsek masuk rumah sakit dan menangkapnya. Ia dikabarkan dibawa ke Sde Teiman di Gurun Negef, salah satu penjara paling brutal tentara Israel.

Pekerja medis di Irlandia juga ramai memenuhi medis sosial dengan seruan pembebasan dr Abu Safiya. “Pekerja Layanan Kesehatan Irlandia untuk Palestina menyerukan kepada semua orang untuk menghubungi serikat pekerja, institusi medis, dan politisi mereka untuk menuntut perlindungan dan pembebasan semua pekerja, pasien, dan warga sipil Palestina yang diculik.”

Masing-masing membawa poster bertuliskan tuntutan pembebasan dokter berusia 51 tahun itu. Dokter-dokter dan pekerja medis dari Turki juga melakukan aksi serupa.

Dari Barcelona, Spanyol, dr Carmen Sebastià, seorang ahli radiologi angkat bicara. “Saya menyerukan pembebasan segera Dr Hassam Abu Safiya dan semua profesional kesehatan medis dan sekutunya dari Gaza yang saat ini ditahan oleh pasukan Israel.”

Seruan serupa dilayangkan Carol Anne Grayson yang bekerja di psikiatri di Inggris. “Saya menyerukan pembebasan segera Dr Hussam Abu Safiya. Dia diculik oleh pasukan Israel.  Saya menyerukan perlindungan terhadap rumah sakit dan pekerja medis di Gaza. Dan mengakhiri genosida.”

Pada Jumat pagi pekan lalu, suara tank yang bergemuruh di jalan-jalan di luar Rumah Sakit Kamal Adwan membangunkan semua orang. Mereka sudah gelisah setelah berbulan-bulan mengalami serangan langsung Israel.

Kemudian terdengar pengeras suara yang memerintahkan semua orang untuk keluar. Para pasien, korban luka, staf medis, dan pengungsi yang mencari perlindungan tak ada yang dikecualikan.

Dilansir Aljazirah, selas sekali saat itu bahwa kompleks medis di Beit Lahiya, Gaza utara, akan menghadapi serangan Israel. Hal ini seperti yang banyak terjadi sebelumnya karena Israel tampaknya secara sistematis menghancurkan semua layanan kesehatan di Gaza.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rumah sakit tersebut adalah fasilitas kesehatan besar terakhir yang beroperasi di Gaza utara, sebuah wilayah yang telah dikepung dan dihancurkan oleh Israel dalam perang yang sedang berlangsung.

Sekitar pukul 6 pagi, pasien Izzat al-Aswad mendengar pasukan Israel memanggil dr Hussam Abu Safiya melalui pengeras suara mereka. Dr Abu Safiya kembali dan memberi tahu orang-orang di rumah sakit bahwa mereka telah diperintahkan untuk mengungsi. 

Abu Safia kemudian dibawa oleh Israel. Beberapa saat kemudian, al-Aswad mengatakan tentara Israel meminta semua pria membuka pakaian dalam mereka agar diizinkan pergi.

Menggigil, ketakutan, banyak di antara mereka yang terluka, orang-orang tersebut diperintahkan berjalan ke pos pemeriksaan yang didirikan Israel sekitar dua jam jauhnya, al-Aswad menceritakan melalui telepon.

Di pos pemeriksaan, mereka menyebutkan nama lengkap dan difoto. Kemudian ada coretan nomor di dada dan leher mereka oleh seorang tentara, menandakan mereka telah digeledah.

Beberapa pria dibawa untuk diinterogasi. “Mereka memukuli saya dan orang-orang di sekitar saya,” kata al-Aswad. “Mereka memukul orang-orang yang terluka seperti saya secara langsung pada luka kami.”

Lebih dari 1.000 dokter dan perawat telah syahid dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak tahun lalu, kata pemerintah setempat pada November lalu, Anadolu Agency melaporkan.

“Lebih dari 310 petugas medis lainnya ditangkap, disiksa, dan dieksekusi di penjara,” kata kantor media pemerintah Gaza dalam sebuah pernyataan. “Tentara Israel juga mencegah masuknya pasokan medis, delegasi kesehatan, dan ratusan ahli bedah ke Gaza,” tambahnya.

Kantor media tersebut menuduh tentara Israel secara sistematis menargetkan rumah sakit sebagai bagian dari rencana untuk melemahkan sistem layanan kesehatan di Gaza. “Rumah sakit telah dinyatakan sebagai target tentara Israel, yang membom, mengepung, dan menyerbu mereka, membunuh dokter dan perawat, serta melukai orang lain setelah secara langsung menargetkan mereka,” kata pernyataan itu.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (republikaonline)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement