Selasa 31 Dec 2024 22:21 WIB

Mourinho Akui Seharusnya Tinggalkan Roma Lebih Awal

Mourinho dipecat oleh AS Roma pada pertengahan Januari 2024.

Jose Mourinho saat masih menangani AS Roma.
Foto: EPA-EFE/ANGELO CARCONI
Jose Mourinho saat masih menangani AS Roma.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- José Mourinho mengakui seharusnya meninggalkan AS Roma sebelum dipecat pada Januari. Ia tidak menonton Giallorossi bermain lagi.

The Special One merilis wawancara dengan Corriere Dello Sport pada hari terakhir tahun ini, di mana ia berbicara tentang karier, penyesalan, dan kehidupan pribadinya.

Baca Juga

Mourinho dipecat oleh Roma pada pertengahan Januari 2024 dan menandatangani kontrak dua tahun dengan Fenerbahce beberapa bulan kemudian.

“Saya mencintai sepak bola dan pekerjaan saya. Saya tidak ingin menunggu kesempatan yang ideal, tempat yang sempurna, dan terlebih lagi, mengambil cuti panjang. Saya tahu banyak yang menyukainya, atau setidaknya, begitulah yang mereka katakan,” kata pria Portugis ini dikutip dari Football Italia, Selasa (31/12/2024).

“Saya berkata ya kepada klub yang sangat menginginkan saya dan membuktikannya sejak hari pertama.”

Mourinho ditanya tentang penyesalan dalam kehidupan pribadinya. Mourinho menampik keputusannya meninggalkan Real Madrid disesalinya. Ia juga tak menyesali keputusan wasit Anthony Taylor yang menggagalkan Roma juara Liga Europa setelah kalah dari Sevilla lewat adu penalti.

"Bukan karena kekacauan Taylor, tetapi karena saya tidak langsung pergi. Saya seharusnya meninggalkan Roma. Saya tidak melakukannya dan itu adalah kesalahan,” ujar Mourinho.

Roma memainkan dua final Eropa berturut-turut di bawah asuhan The Special One. Mereka pertama kali memenangkan UEFA Conference League pada 2022. Roma kemudian kalah dari Sevilla di Final Liga Europa tahun berikutnya. Mourinho tetap di klub setelah kekalahan itu tetapi dipecat enam bulan kemudian.

Setelah pemecatannya, Mourinho bahkan telah membeli tiket untuk menonton pertandingan pertama Roma di Stadio Olimpico tetapi akhirnya tidak menghadiri pertandingan tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Jose Mourinho (@josemourinho)

“Bukan satu, empat [tiket],” ungkapnya.

“Saya berada di hotel bersama asisten saya, dan mereka berkata kepada saya: ‘Tuan, Anda berhak mengucapkan selamat tinggal kepada para penggemar, dan mereka berhak mengucapkan selamat tinggal kepada Anda. Ayo pergi.’ Saya sudah memikirkannya cukup lama, lalu saya takut dituduh mengganggu seseorang, dan saya tidak melakukan hal-hal seperti itu.”

Mourinho, yang meraih tiga gelar juara bersama Inter pada tahun 2010, mengakui bahwa ia “pasti” akan kembali ke Serie A meskipun ia juga ingin menangani tim nasional suatu hari nanti.

“Saya tidak pernah menonton Roma bermain lagi, tetapi saya pernah menonton Inter,” katanya.

“Saya ingin bermain di Kejuaraan Eropa atau Piala Dunia dan menyatukan negara di sekitar satu tim, seperti yang telah saya lakukan berkali-kali dengan klub-klub. Saya ingin melakukannya demi sepak bola dan apa yang diwakili oleh olahraga ini. Itu akan luar biasa.”

Mourinho juga memuji Atalanta dan Gian Piero Gasperini, khususnya atas kemenangan mereka di Liga Europa pada bulan Mei.

“Hadiah yang luar biasa untuk proyek serius yang telah berjalan dengan baik selama bertahun-tahun dengan pelatih dan filosofi yang sama.

“Saya merasa kasihan pada Xabi [Alonso], saya mendukung Bayer, tetapi Atalanta jelas pantas menang. VAR dan wasitnya bagus, layak untuk Final Eropa.”

Terakhir, ia berbicara tentang Edoardo Bove, yang mencatatkab debut seniornya di Roma di bawah asuhan Mou di Roma.

“Bove seperti saya; tidak ada yang pernah memberinya hadiah apa pun. Ia memulai debutnya karena kami memiliki prinsip yang sama, meskipun ia berusia 20 tahun dan saya berusia 60 tahun,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement