REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pengeboman gencar Israel terhadap Gaza terus berlanjut, dengan sedikitnya satu orang tewas di Jabalia utara dan enam lainnya tewas di dekat Beit Lahiya. Demikian laporan Aljazeera di penghujung tahun 2024.
Tenda-tenda basah kuyup saat badai hujan di kamp darurat di Kota Gaza pada Selasa (31/12/2024) kemarin. Hujan deras selama berhari-hari telah membanjiri ratusan tempat penampungan sementara di seluruh Jalur Gaza.
Kondisi ini menambah penderitaan keluarga-keluarga Palestina yang mengungsi dan berjuang untuk menghangatkan anak-anak mereka. Sementara, Israel terus membatasi masuknya bantuan kemanusiaan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, serangan Israel terhadap rumah sakit di Gaza telah mendorong sistem perawatan kesehatannya ke “ambang kehancuran total”.
Menurut PBB, pembenaran Israel bahwa kelompok bersenjata Palestina menggunakan fasilitas tersebut adalah “tidak jelas” dan bertentangan dengan informasi yang tersedia untuk umum.
Seperti diketahui, Perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 45.541 warga Palestina dan melukai 108.338 orang sejak 7 Oktober 2023. Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu, dan lebih dari 200 orang ditawan.
Wakil sekretaris jenderal PBB untuk urusan kemanusiaan dan bantuan darurat, Tom Fletcher mengatakan, para penyintas di Gaza utara, yang telah berbulan-bulan berada di bawah pengepungan dan pengeboman Israel, harus dijangkau.
Dalam sebuah unggahan di media sosial, Fletcher mengatakan, pihak berwenang Israel hampir menutup semua akses ke bagian utara Gaza meskipun sudah lebih dari 140 kali upaya yang dilakukan oleh PBB selama dua bulan untuk menjangkau warga sipil yang terkepung di daerah tersebut.
Menurut Fletcher, akses ke para penyintas menjadi semakin mendesak. "Terutama karena rumah sakit-rumah sakit terakhir telah dihancurkan," kata dia.